Sajak Pena Kecilku

0 0 0
                                    

Penaku pernah patah
Jua aksaraku tak mampu menengadah.
Tubuhnya ringkih pada kemelut kata,
lemah pada hujat yang bersuara.

Kala penaku terasing pada lembah sunyi,
terpasung pada air mata
tertanggal pada kecemasan .
Pena kecilku  ringkih berdiri

 Lalu sosok itu menuntun perlahan,
sesekali memberi peringatan
dan tetap menuntun penaku dalam kegelapan.

Ia adalah sosok dibalik diksi,
yang bait puisinya menidurkanku.
Ia adalah bagian kata,
yang untaiannya menimangku.

Sesekali penaku jatuh,
Namun ia tak pernah lelah memapahnya.
Ia dengan kesabarannya,
bahkan tak pernah berhenti
menuliskan kembali aksara yang pernah pergi.

Kini, penaku telah kembali utuh.
Aksaraku telah menari diatas rasa.
Langitku telah bermuara pada renjana.
Kesunyian tak lagi beradu kata

Untukmu, terima kasih telah memapahnya.
Mengajari pena kecilku arti kehidupan.
Menghadapkannya pada kenyataan
bahwa hidup tak semudah membalik telapak tangan.

Terima kasih telah menjadi sosok yang berarti.
Menjadi muara kala lelah menghampiri,
menuntun penaku yang masih terlalu muda mengerti

Untukmu, sajak pelipur laraku.
Tetaplah menjadi sebongkah kata penuh makna
Biarkan mereka mencecar, tetaplah menjadi satu keindahan

Daku hanya mengenalmu melalui sepotong makna.
Jangan pernah berhenti menari dalam langit aksara
Jika penamu patah suatu saat nanti
percayalah bahwa pena kecil ini akan tetap menemani

Angsa Kertasmu
15 november 2019

AFRODITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang