Siluet melangit pada awan kelabu
Merantai titik nadir rasa,
pada muara sepasang jiwa.
Gelebah pada titik makna,
beradu tanya, ragu, dan iya.Laksana sepasang permata yang retak,
menanti dentuman langgam penyatu
Begitulah rasa mengilhami mimpi tentang warna.Titik lelah,lengah,jengah.
Namun satu mimpi,tuju,harap menjadi nafas penguat dalam relung sunyi.
Siapakah yang akan bertahan dalam lorong kesunyian?
Itulah dua jiwa yang tabah dibawah langit Tuhan.Tawa yang akan pulang
Akan tawa yang pulang
Pulang yang akan tawa
Waktu sendu beradu
Hanya sepasang renjana dalam kidung masa
Aku memaknai coretan dalam dasar aksara.Seperti itulah ilham datang
menyusup belukar jiwa,
bangkit dalam aroma kata
Kata aroma
Berakhir sia-siaAngsa Kertasmu
30 November 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
AFRODIT
PuisiAku sudah tak memerhitungkan perihal tumbuhkah sang anak rasa dalam hatimu. Aku hanya ingin menjalani kisah secara sederhana, dan jika Tuhan mengizinkan maka aku ingin dipersatukan denganmu secara sederhana. Namun jika tidak, maka percayalah bahwa e...