Semesta cintaku menggebu
Melangit tawamu, rindu
Menjalar dalam dinginnya malam
Sewindu, temu tanpa tanda rasaCeloteh riangmu beriak pada pagi buta.
Aku mendengar gemelegar jiwamu
yang terkadang merasuk pada pikirku.
Kekasih, engkaukah riak ombak itu?Pada semesta, senja, dan dasawarsa
Suaramu merasuk dalam sukma
Aku tak mampu membaca ujarmu,
Sandi-sandi yang terbalut dalam gemulai
senyummu.
Kupejam, tak jua menemu tuju.Tatap apakah itu kekasih?
Seolah tuli, buta, dan bisu
Aku hanya si bodoh yang terpapar pada mentari rindu.Tanda pada sepersekian sandi-sandi
bagaimana meramunya?
Lalu tatapan pada satu titik dan dua koma
Jawabmu, aku tak hanya rinduAngsa Kertasmu
Ponorogo, 23 Desember 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
AFRODIT
PoetryAku sudah tak memerhitungkan perihal tumbuhkah sang anak rasa dalam hatimu. Aku hanya ingin menjalani kisah secara sederhana, dan jika Tuhan mengizinkan maka aku ingin dipersatukan denganmu secara sederhana. Namun jika tidak, maka percayalah bahwa e...