"Ho, bawa permen karet, 'kan? Bagi, dong."
"Wih, permen karet. Bagi, ya."
"Ihh, Kak Minho ada permen karet? Kok ga bilang? 'Kan aku mau."
"Masih ada permen karetnya ga, Ho? Gue bagi satu, ya."
Empat orang. Minho hanya membawa satu bungkus permen karet isi enam dan yang meminta sudah empat orang. Sebelum memberikan ke orang-orang, Minho juga sudah memakan satu, jadi sekarang hanya tersisa satu. Dan, sungguh, Minho tidak ingin membagi yang satu ini ke siapa-siapa.
Begitu bel berbunyi, Minho segera memakan satu-satunya permen karet yang tersisa. Tidak sampai satu menit setelahnya, seseorang menghampirinya.
Bang Chan, penanggung jawab kelas.
"Yah, abis. Baru mau minta."
Minho memutar malas bola matanya. "Plis, tinggal satu, nih." ujarnya sambil menunjuk mulutnya yang mengunyah sesuatu.
"Itu banget?"
Minho hanya mengangguk. Tentu dia tidak menyangka kalau Bang Chan akan menarik tengkuknya dan mempertemukan bibir mereka demi mengambil permen karet yang sedang dinikmatinya.
Begitu berhasil mengambil permen karetnya, Bang Chan menjauhkan wajahnya. "Masih manis. Thanks, ya."
Bang Chan sudah melangkah menjauh, sementara Minho masih terkejut. Dia baru tersadar saat salah satu temannya menggebrak mejanya.
"Masih manis? Ada apa-apa, ya, lo sama Pak Peje? Wah, ga nyangka gue, Ho."
Minho menggelengkan kepalanya. "Gila! Itu orang ngapain tadi!?"
"Jangan lupa pajak jadiannya, ya, Ho. Permen karet aja juga boleh, kok."
×××
KAMU SEDANG MEMBACA
Bianglala +banginho
Fanfiction[(VERY) SLOW UP] Berisi kumpulan cerita dengan Bang Chan dan Lee Minho sebagai tokohnya. Enjoy the ride! ──────────── ⚠️b×b! (brother-ship sometimes) ⚠️one-shoot! (can be two/three-shoot too) ⚠️for BangInho/MinChan shipper! ⚠️genre = random pernah d...