Alternatif

2.2K 290 63
                                    

Minho jengah. Dari kemaren, sampai sekarang, Chan masih mengabaikannya. Maksudnya, iya, Chan masih meresponnya, tapi jelas ada yang salah. Jelas ada yang salah, dan rasanya aneh, dan Minho jadi tidak nyaman. Jadilah dia memutuskan harus mengajak Chan berbicara setelah showcase online yang mereka adakan.

Sementara anak-anak masuk ke kamar masing-masing, Minho menarik lengan Chan sebelum kakaknya itu memasuki kamar mereka. Dia membawa Chan ke dapur dan membuat posisi mereka berhadapan.

"Aku ada buat salah sama Hyung?" tanya Minho, singkat, padat, dan jelas, tapi Chan malah menatapnya bingung.

"Salah gimana?"

"Hyung beda." jelas Minho, sungguh malas bertele-tele. "Hyung beda belakangan ini, dan entah kenapa, aku jadi merasa melakukan sesuatu yang salah. Aku ada buat salah sama Hyung?"

"Hyung beda gimana? Hyung masih sama kok."

"Hyung beda. Aku ga tau Hyung memang ga sadar atau pura-pura ga tau, tapi aku tau dan sadar kalo Hyung beda belakangan ini." Minho menghela nafas, tidak mau membiarkan emosinya meledak, "Kalo aku ada buat salah, Hyung bilang ke aku. Jangan bikin aneh kayak gini."

Chan ikut menghela nafas. Benar. Dia juga merasakan ada yang aneh dengan dirinya sendiri. "Bukan kamu yang salah. Hyung yang salah."

"Hyung ga bisa dong, menyalahkan diri Hyung sendiri, terus yang kena imbasnya aku." Minho kesal, sungguh. "Aku rasa, ini ada hubungannya sama aku. Jadi, ada apa?"

"Ngga. Ga pa-pa. Hyung—"

"Hyung ga boleh bilang ga pa-pa saat bikin aku—kita—jadi awkward kayak gini." Minho menatap memohon, "Aku ga suka merasa aneh begini."

Chan menghela nafas, "Oke. Hyung cerita."

Minho menunggu cerita Chan. Entah kesalahan siapa, tapi jelas ini ada hubungannya dengannya karena dia yang kena imbasnya. Dia harus membereskannya malam ini juga.

"Ingat MV Blueprint?"

Minho mengangguk. Jelas dia mengingat video itu.

"Stay pada bilang," Chan menatap Minho ragu, benar-benar ragu harus melanjutkan ceritanya atau tidak. Tapi begitu melihat Minho yang sungguh terlihat penasaran, Chan memilih untuk menghela nafas lagi. "Stay bilang, kita pre-wedding di video itu."

Minho jelas masih butuh memproses yang Chan ucapkan barusan, tapi Chan kembali menambahkan.

"Ada juga yang bilang kalo kita bulan madu. Ada yang bilang, kita keluarga bahagia. Kita tinggal serumah, udah bulan madu, punya anak enam. Aku, kamu, dan anak-anak. Ada juga Stay yang buat fanart. Dia buat fanart kita. Dari video itu, tapi lebih jauh." Chan menghela nafas lagi, "Kita dibuat ciuman."

Oke. Minho harus membentur kepalanya dengan sesuatu agar otaknya bisa memproses lebih cepat sebelum Chan menambahkan lagi.

"Dan entah kenapa, setiap aku lihat kamu, aku kebayang gambar itu dan semua cerita yang Stay buat, semua yang kubaca."

Oke. Minho paham. Minho.. paham? Ah! Entahlah! Otaknya masih belum mau diajak kerja sama.

"Jadi, alasan Hyung menghindari aku belakangan ini..?"

Chan terkekeh sinis, menertawakan dirinya sendiri, "Mungkin aku terlalu mendalami yang kubaca. Atau mungkin aku takut."

"Takut?"

"Takut ga sadar terus nyambar bibir kamu."

Sekarang, Minho mengedip bingung. Entah bagaimana, ucapan Chan barusan berhasil membuat proses diotaknya berhenti seketika, diikuti telinganya yang perlahan memerah.

Chan terkekeh melihatnya. "Kamu lucu, Minho. Hyung ga mau merusak kamu."

Melihat Minho masih bingung, Chan memutuskan untuk beranjak. Namun, baru saja dia berbalik badan, Minho lebih dulu menarik lengannya dan menyatukan bibir keduanya.

Oke. Kini Chan yang dibuat bingung. Dia dapat melihat Minho yang memejamkan mata, juga merasakan lidah bocah itu bermain dengan bilah bibirnya. Chan membuang semua kebingungannya lalu memilih untuk ikut memejamkan mata dan membalas ciuman Minho.

Keduanya berhenti saat nafas mereka hampir habis, dengan kening menempel, tangan tertaut, juga nafas terengah.

Chan tersenyum, "Kenapa kamu lakukan itu?"

"Entah. Dengar cerita Hyung bikin aku jadi penasaran juga."

Chan terkekeh mendengarnya, "Such a baby."

Minho tidak paham dan tidak mau tau apa yang Chan ucapkan barusan. Dia hanya fokus pada satu hal. "Hyung,"

"Ya?"

"Jangan menghindar lagi."

"Kenapa?"

"Rasanya aneh. Aku ga suka."

"Tapi kalo aku mau nyambar bibir kamu, gimana?"

"Sambar aja. Stay pasti mau lihat benernya juga, yang bukan gambar."

Chan melepas keningnya dan menatap Minho jenaka, "Iya, habis itu kita ditendang dari perusahaan."

"Hyung sendiri yang bilang, kalo buat Stay, Hyung ga peduli kalo harus kena masalah."

Oke. Chan termakan omongannya sendiri.

Minho terkekeh melihat Chan yang hanya terdiam. "Ya udah, nyambarnya diam-diam aja, biar ga ketauan."

×××

siapa yg bilang akan slow-up tapi malah
up dua hari berturut-turut? iya, aku.

oke, setelah ini beneran slow-up karna
aku mau fokus sama Lego House (promosi)

OH IYA!
JANGAN LUPA STREAM GOD'S MENU
ON YOUTUBE ATAU PLATFORM MUSIC
LAIN YANG KALIAN PUNYA!! kita serius
harus ambil bagian dalam menyukseskan
comeback kali ini.

sip. aku bawel. mohon maaf.

terakhir, apa ga ada yg mau isi secretoku?
ayo hujat aku (linknya di bio ya, hehehehe)

luv ya

Bianglala +banginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang