Kamu

2.9K 335 34
                                        

♪mungkin inilah rasanya♪

Chan lagi-lagi datang ke minimarket ini. Sudah ke tiga kalinya setengah hari ini. Dia memutari rak berkali-kali, sengaja ingin mengundang atensi si penjaga kasir. Benar saja, penjaga kasir itu menghampirinya saat dia hendak memutar kali ke lima.

"Saya Minho. Kakak yang tadi, ya? Mau cari apalagi?"

Chan tau, kasir yang namanya Minho ini kesal. Namun, Minho tetap tersenyum. Dan Chan suka.

♪rasa suka pada dirinya♪

"Sabun cuci motor, ada?"

Minho menghela nafas, masih dengan senyumnya. Tangannya menunjuk ke satu arah, "Sabun cuci motor ada di rak sana. Kalo Kakak butuh bantuan lagi, saya ada di kasir."

"Tunggu sebentar." Chan menahan pergelangan tangan Minho, membuat Minho kembali menatapnya.

♪sejak pertama aku bertanya♪

"Iya, Kak?"

"Saya mau...," Chan merogoh sakunya, hendak mengambil ponselnya yang disimpan di sana. Dia lalu menyerahkan benda pipih dengan pelindung berwarna hitam itu ke Minho.

♪IG-mu apa? WhatsApp-mu berapa?♪

"Saya minta nomor WhatsApp kamu, boleh? Atau Instagram?"

Minho tersenyum, kali ini berbeda, tidak terlihat kesal. "Jadi, Kakak bolak-balik cuma mau minta nomor W-A saya?"

Chan tersenyum sambil menggaruk tengkuknya malu, membuat Minho terkekeh sebelum mengambil ponselnya. Si kasir mengetikan nomornya di sana lalu mengembalikan ponsel itu ke pemiliknya.

"Username Instagram saya, minho underscore o. Kakak D-M aja, biar saya follow."

"Thank you!"

♪senyuman manismu itu buat aku♪

"Oh iya," Chan berceletuk, "senyum kamu manis."

Minho tersenyum lagi, "Terima kasih."

"Jangan senyum gitu. Nanti saya suka."

♪dag-dig-dug melulu♪

"Duh. Saya udah suka, kayaknya."

×××

wahai aku,
KAMU NGETIK APA ANJAY?!

jadi, kemarin lagu itu muter
terus di kepalaku. mungkin
karna anniv penyanyinya.
terus aku kesel. jadilah ini.
iya, absurd, maaf.

tapi, serius.
kenapaakuambyarsendiribacanya?

Bianglala +banginhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang