HBB #6

28K 4K 689
                                    

Chanyeol mengerutkan keningnya kala wajahnya di tepuk-tepuk dan kemudian perutnya terasa sesak karena tertimpa sesuatu.

Kelopak matanya mulai terbuka, Jiwon yang tengah merangkak di atas tubuhnya adalah pemandangan pertama yang pemuda tampan itu lihat.

"Ah, Jiwonie. Kau mengganggu Daddy tidur hm?" tanya Chanyeol dengan mengangkat Jiwon dengan kedua kakinya. Membuat sang bayi tertawa karena tubuhnya terasa terbang sedangkan kedua tangan kecilnya di genggam oleh Chanyeol.

Pemuda tampan bermarga Park itu pun ikut tertawa gemas. Setelahnya Jiwon ia baringkan dan wajah Chanyeol berada di perut Jiwon. Mengusak wajahnya di perut besar itu hingga si bayi tertawa dengan keras.

Suara tawanya sangat lucu membuat Chanyeol pun tak bisa untuk tidak tertawa melihat tingkah menggemaskan Jiwon.

Selesai dengan menggoda Jiwon pagi ini, Chanyeol melirik jam dinding di kamarnya yang telah menunjukkan pukul delapan pagi. Kemudian matanya beralih pada Baekhyun yang membelakangi mereka. Pemuda cantik itu bahkan tak terusik sedikitpun dengan tingkah heboh mereka pagi ini.

"Baek, kau tidak ada kelas pagi ini?" tanya Chanyeol menggoyangkan tubuh Baekhyun dengan kakinya. Namun tak ada tanggapan dari si empunya kecuali lenguhan pelan.

Merasa tak beres, Chanyeol pun mendekat ke arah Baekhyun. Memeriksa kondisi pemuda cantik itu yang masih terpejam erat namun wajahnya terlihat sangat pucat. Juga keringat sebesar biji jagung yang memenuhi keningnya.

Chanyeol kembali menerima suhu tubuh Baekhyun dan ternyata benar dugaannya. Pemuda cantik itu demam, bahkan sekarang tubuhnya menggigil.

Pemuda tampan itu menghela napasnya pelan. Ia berusaha untuk membangunkan Baekhyun, namun pemuda cantik itu tetap saja memejamkan matanya.

"Jiwonie, jauh-jauh dari Papa. Kau akan tertular, lebih baik kita main di luar, hm." kata Chanyeol saat Jiwon merangkak mendekati Baekhyun.

Bayi itu ia angkat lalu dibawa keluar kamar. Memberikan semua mainan bebek karet yang ada dirumahnya. Inginnya Chanyeol mengeluarkan semua kertas bekas yang ia punya agar Jiwon tak mati kebosanan, namun pemuda tampan itu takut jika Jiwon akan memakan kertas tersebut.

"Tunggulah disini, anak pintar." kata Chanyeol dengan mencubit pipi Jiwon yang tengah asik dengan banyak bebek karet di depannya. "Aku akan menelepon Sehun saja." gumamnya lirih.

Pemuda tampan bermarga Park itupun segera mengambil ponselnya yang ada di atas nakas kamarnya. Dengan masih memperhatikan Baekhyun yang menggigil kedinginan, Chanyeol pun menelepon Sehun.

"Ke flatku sekarang, penting. Darurat, rasanya aku tak bisa untuk berbicara banyak sekarang. Ah, belikan juga bubur. Aku akan mati sekarang karena kelaparan." ucapnya setelah panggilan terhubung.

Tut

Chanyeol bahkan langsung mematikan ponselnya tanpa menunggu balasan Sehun. Karena jika tak seperti itu, Sehun akan memberikan seribu alasan untuk menolak.

Seribu alasan setiap kali ku ajak jalan~ -zgt

Selagi menunggu Sehun, kini Chanyeol mulai menyiapkan baskom berisi air biasa. Tidak hangat maupun juga tidak dingin. Lalu sebuah handuk kecil untuk mengompres kepala Baekhyun yang terasa sangat panas.

Sesekali mengecek Jiwon yang kini dengan posisi tengkurap menatap bebek-bebek yang tepat berada di depan wajahnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Baekhyun dengan suara seraknya kala posisinya diubah menjadi terlentang dan sebuah handuk basah berada di keningnya.

"Kau demam, benar-benar merepotkan. Aku harus mengurus dua bayi sekarang." dengus Chanyeol yang kini tengah menyelimuti Baekhyun. Lalu ia segera beranjak ke sudut kamarnya dimana lemari pakaian tersebut berada.

HELLO BABY [CHANBAEK]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang