Prolog

783 20 2
                                    

Happy reading..

"Congratulations bro, gue bangga punya sohib kayak lo" Tutur Dirga seraya meletakkan secangkir es Coffee dihadapan David. Lelaki itu tersenyum bangga dengan kemenangan diraut wajahnya.

"Siapa dulu dong, Edwar David Indrawan, lelaki tertampan seantero kampus, cewek mana coba yang engga mau ama dia" Puji Guntur sahabat David yang satunya.

"Jadi uangnya udah lo kirim engga nih?" Tanya David pada satu lagi sosok lelaki yang dari tadi hanya duduk diam tepat disampingnya itu.

David merusak suasana hatinya karena dia kalah taruhan dari laki-laki itu lagi. Lagi? Ya, tentu ini bukan taruhan pertama mereka. Sejak mereka berteman dari SMA sudah tak terhitung jari berapa cewek yang sudah mereka jadikan barang taruhan.

Dan tentu saja Davidlah yang selalu memenangkan taruhan. Dari anak yang punya kantin sekolah sampai anak kepala sekolah sudah berhasil dia dapatkan dan kini dikampus mereka melakukan hal yang sepertinya sudah menjadi hobi mereka itu. Hobby? Sebut saja begitu.

"Iya nih Jas, kirimin aja udah, biar nanti malam kita party, yoi engga Vid?" Guntur meminta persetujuan David yang sedang asyik dengan handphonenya seolah tak tertarik dengan tema obrolan mereka. Dia sedang membalas puluhan Chat wanita yang berhamburan masuk.

"Yoi bro, let's party tonight" David melirik Justin sejenak lalu kembali fokus pada benda pipi ditanggannya.

"Ngaku kalah aja lo, kayaknya engga relah banget tuh David dapat uangnya" Ceplos Guntur mengomentari raut wajah Justin, lelaki yang diajak taruhan oleh David. Tentu bukan karena jumlah nominal uang yang bakalan raup dari rekeningnya yang membuat lelaki itu galau, hanya saja dia belum menerima kekalahannya.

Dia engga habis pikir, David bisa mendapatkan hati gadis tomboy berparas cantik bernama Elsa itu. Padahal gadis itu terlihat angkuh dan tidak terlalu peduli dengan lelaki, bahkan tedengar gosip kalau gadis itu pecinta sesama jenis, terlebih lagi gadis itu jago bela diri. Justin pernah melihat dengan mata kepalnya sendiri Elsa memukul lelaki yang mencoba menggodanya. Tidak disangka David bisa dengan mudahnya menaklutkan hati gadis itu. Ck, Playboy kelas kakap memang!

"Ok, gue emang ngaku kalah tapi bukan berarti gue nyerah yah?" Tutur Justin.

Dari ketiga sahabatnya, Justin memang yang paling suka ngajak taruan David seolah hal itu sebuah game yang membuatnya kecanduan. Jadi engga heran kalau dia berani bertarung sampai puluhan juta.

"Maksudnya apa nih? Lo mau ajak kita taruhan lagi?" Tanya Dirga lelaki dengan wajah yang mirip member boy band Korea itu. Sampai dia dijuluki Dirga Oppa oleh kalangan pecintanya. Dia menggeleng pelan melihat kegigihan Justin, engga kapok apa kalah taruhan terus.

"Tentu tapi kali ini gue bakalan cari yang menantang dan mustahil bisa kalian dapetin dan taruhannya engga Main-main, kamu bisa dapat apapun yang kalian mau" Jelas Justin.

"Termaksud si Gorge?" Tanya Guntur dengan mimik serius. Jangan pikir George itu manusia atau seekor binatang peliharaan. Itu mobil sport kesayangan Justin yang selalu terparkir dengan gagah di parkiran kampus. Lihat saja Sangking sayangnya lelaki itu pada benda beroda empat itu sampai diberi nama segala.

Justin terlihat menimbang. Sepertinya dia ragu namun jawaban selanjutnya membuat Guntur melongo tak percaya. "Iya"

David menghentikan kegiatannya mengotak-atik benda pipi itu. Ucapan Justin berhasil menarik perhatiannya. Menantang dan mustahil? Bukan, bukan kata itu, tentu kedua kata itu tidak ada dalam kamus hidupnya.

Hanya saja lelaki yang dijuluki balok es karena sikapnya yang jutek itu berani memberikan benda kesayangannya demi taruhan wanita itu? Hal itu membuat David terkejut. Jika biasa mereka hanya taruhan sejumlah nominal uang, maka kali ini Justin berani menawarakan mobil dengan harga miliyaran itu. Sespesial apa wanita itu?

"Are you serious?" Ragu David.

Sorot mata tajam Justin mengarah menatapanya. "Apa gue pernah main-main dengan omongan gue?" Ucapannya datar.

David tersenyum miring. Dia sangat tahu Justin, lelaki itu tidak pernah ingkar dengan ucapannya.

"Dia cantik banget pastinya?" Guntur menyahut.

"Of course" Jawab Justin pasti. Tentu saja, cantik adalah syarat utama target taruhan mereka. Tidak peduli dengan status itu urutan kesekian.

"Siapa sih?" David penasaran.

"Gue udah dapat semua informasi tentang gadis itu, dia mahasiswa di kampus kita" Jelas Justin namun semakin menambah rasa penasaran David. Siapa lagi gadis cantik itu? Masih adakah gadis cantik dikampus ini yang belum masuk dalam daftar taruhannya?

"Gue akan kirim data dirinya ke email kalian" Ujar Justin menjawab kebingungan diwajah David.

OK, Jujur saja David, Guntur dan Dirga sudah dibuat penasaran dengan gadis itu.

👑👑👑

Assalamualaikum readers..

Kita jumpa lagi dicerita kedua aku..

Enjoying the story..

Salam

Author ❤️

Thank You and I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang