Anisa berdiri dari tempat duduknya setelah jam menunjukkan pukul 09.00. Dia merasa kesal dengan kehadiran sosok lelaki yang tidak dia kenal mengganggu dirinya sejak tadi.
Dia heran bagaimana lelaki itu bisa tahu namanya padahal ini untuk pertama kalinya dia melihat lelaki bernama David itu.
"lo mau kemana?" Tanya David saat Anisa mengemas buku serta laptopnya kedalam tas ransel miliknya.
"Bukan urusanmu" Jawab Anisa jutek kemudian dia berlalu meninggalkan David sendirian. Dia ingin pergi dari perpustakaan agar David tidak menganggunya lagi namun tidak seperti harapan, lelaki itu tetap mengikutinya.
"Kamu kenapa ngikutin aku?" kesal Anisa. David menghentikan langkahnya.
"Siapa yang ngikutin lo, orang gue juga mau lewat jalan ini" Alasan David.
"Jelas-jelas kamu jalan dibelakang aku sejak tadi"
"Emang cuma lo yang bisa lewat jalan ini"
Anisa menyentakkan sebelah kakinya, kesal. Lelaki ini benar-benar nyebelin.
"Berjalan jauh dari aku, jaga jarak, kita bukan mahrom" Anisa melanjutkan langkahnya tanpa peduli dengan David yang terus berjalan mengikutinya.
Sampai Anisa tiba ditempat tujuan, David tetap mengikutinya. Namun lelaki itu tidak ikut masuk saat Anisa melangkah masuk kedalam tempat itu.
Anisa berbalik sejenak sesaat sebelum dia masuk kedalam masjid. Ya saat ini Anisa sedang berada dimasjid untuk melaksanakan shalat dhuha. Dia melihat David terdiam dengan tatapan yang sulit dimengerti kali ini lelaki itu bukan menatap kearahnya melainkan tatapannya menjelajah menatap setiap sudut masjid.
Ada yang aneh saat David tiba ditempat itu, hampir setiap hari dia mendengar suara panggilan adzan dari masjid itu namun ini untuk pertama kalinya dia menginjakkan kaki ditempat yang cukup jauh dari fakultasnya tersebut. Kenapa ada rasa bersalah yang tiba-tiba menyelimuti hatinya.
👑👑👑
Anisa melempar pandangannya mencari David diluar saat hendak meninggalkan pintu masjid tapi lelaki itu sudah tidak terlihat, Anisa menarik nafas lega. Dengan perasaan yang kembali bersemangat dia berjalan menyusuri koridor menuju ketempat lain.
Dalam perjalanan menuju tempat tujuannya. Dia kembali dikagetkan oleh David yang tiba-tiba muncul didekatnya.
"Lo mau kemana?" Anisa terlonjak kaget saat suara bas milik David mengusik telinganya.
"Astagfirullah, ngagetin aja deh ih" Anisa terkejut.
David terkekeh menampakkan lesung pipi yang menghiasi tawanya.
"Sorry, lagian jalannya serius amet sih" Ujar David masih dengan sisa kekehannya karena tidak tahan melihat ekspresi wajah Anisa yang begitu lucu saat terkejut.
"Sudah aku peringatkan yah jangan dekat-dekat" Anisa menghembuskan nafasnya kesal. Kenapa lelaki itu muncul lagi. Gerutuhnya dalam hati.
"Serem amet sih mbak, engga bakalan gue colek-colek juga" Canda David namun malah membuat Anisa semakin kesal.
Anisa tidak menggubris, dia tetap melanjutkan langkahnya. David mengikut dibelakang dengan tetap menjaga jarak agar Anisa merasa nyaman.
"Tadi Lo ngapain dimasjid?" Tanya David yang membuat Anisa merasa kesal dan juga lucu dengan pertanyaan lelaki itu.
"Memangnya orang kalau ke masjid buat apa?" Anisa bertanya kembali.
"Shalat"
"Nah, itu kamu tahu" Anisa menengok kesamping agar David bisa mendengar suaranya.
"Tapi tadikan belum waktunya jam shalat?"
Anisa jadi kesel sendiri. Kenapa pertanyaan seperti itu harus ditanya sih!
Bisa-bisa julukan David sebagai pria terkeren dikampus tidak berlaku bagi Anisa.
"Aku shalat dhuha" Jawab Anisa.
David hanya mengangguk.
"Seperti shalat wajib juga yah?"
Pertanyaan macam apa lagi ini? Dia iseng bertanya atau memang tidak tahu sama sekali.
"Tidak, ini shalat sunnah, bisa dikerjakan bisa juga engga" Anisa malah menjawab.
David kembali mengangguk.
"Kamu Islam?" Anisa ingin memastikan karena pertanyaan David terdengar janggal.
"Iya"
Anisa hanya terdiam tidak menanggapi jawaban David.
"Lo belum jawab pertanyaan gue, Lo mau kemana?" David melempar pandangannya keseliling, tempat ini lumayan asing baginya.
"Apa perlu kamu tahu?" Anisa berbalik.
"He.em"
"Karena?"
"Karena gue temen Lo" jawab David membuat Anissa melongo tak percaya.
Sejak kapan mereka berteman? Anisa bahkan belum menyetujuinya.
"Ok, aku ada kegiatan jadi jangan ikuti aku lagi'
"Kegiatan apa?"
Anisa mengerutkan keningnya tak percaya. Haruskah dia menjawab semua pertanyaan lelaki menyebalkan ini. Mungkin harus, agar dia puas dan segera pergi.
"Kajian muslimah" jawab anisa
"Gue engga boleh ikut?" Tanya David yang sukses buat Anisa naik darah.
"Ih" Anisa jadi kesal sendiri. Lelaki ini iseng banget sih. Gerutuhnya.
"Aku bilang kajian muslimah jadi hanya khusus wanita, pria engga boleh ikut!" Tegasnya.
"Gue tau kok, cuman iseng."
Tuh kan?
Ih, dasar emang. Ingin rasanya Anisa menginjak kaki lelaki itu lalu kabur bersembunyi. Namun tidak, hal itu bisa membuatnya berurusan panjang dengan lelaki itu.
"Aku mohon jangan ikuti aku lagi"
Kini David membiarkan Anisa pergi.
Sungguh semua pertanyaan David bukanlah iseng semata. Dia benar tidak tahu menahu perihal semacam itu. Bahkan istilah muslimah itu.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You and I'm Sorry
RomanceBagaimana jadinya jika bad boy bertemu dengan seorang wanita muslimah? Edwar David Indrawan, lelaki tampan dengan segala kekuasaannya mampu menaklukkan wanita manapun yang dia jadikan sebagai barang taruhannya. Lantas bagaimana jika David ditantang...