Itu Fitnah

171 10 0
                                    

Anisa merasa tidak nyaman dengan tatapan semua teman-temannya di kampus. Entah apa yang telah dia perbuat sehingga orang-orang dikampus memperhatikannya sejak tadi. Tidak biasanya dia dijadikan pusat perhatian seperti ini. Membuatnya tidak nyaman.

Diapun memilih untuk tidak peduli dan memutusakan untuk bersembunyi didalam perpus. Namun kenyataan tidak seindah harapan, hampir semua pengunjung perpustakaan melakukan hal yang sama, memperhatikan setiap gerakannya.

Akh,...Anisa menghela nafas berat. Apa yang salah dengannya hari ini? Pikirnya.

Tapi setidaknya jumlah mata yang memperhatikannya lebih sedikit dari pada diluar. Baiklah, mungkin ini tempat teraman.

Dia kemudian duduk disalah satu bangku yang berada pojok ruangan tersebut agar dirinya tidak terlihat oleh pengunjung yang lain kemudian menyumbat telinga dengan earphone mendengarkan video ceramah salah satu ustadz favoritenya. Matanya lalu sibuk membaca buku yang selalu dia bawa dalam tas ranselnya.

Seketika benda pipi itu bergetar,

Suara getaran yang ditimbulkan oleh benda itu berhasil menarik perhatian Anisa. Sebuah nama terterah dilayar benda tersebut, membuatnya teringat suatu hal yang sempat dia lupakan.

Ya Allah, Gita!!

Dia lupa kalau menyuruh sahabatanya itu untuk menunggunya dikantin, tapi karena merasa tidak nyaman dengan tatapan para mahasiswa dikoridor yang bisa dibilang tak sedikit itu, membuatnya membatalkan niatnya untuk makan siang karena kehilangan nafsu makan. 

"Assalamualaikum" Ujarnya setelah menjawab telepon dari sahabatnya tersebut.

"Waalaikumsalam, kamu dimana? Lama banget" Suara gadis itu terdengar kesal.

"Git, kayaknya aku engga jadi ke kantin deh?" Sesalnya.

"Loh? Aku udah nunggu lama, kamunya engga jadi datang?" Protes Gita yang sepertinya tidak relah jika penantiannya hanya sia-sia.

"Afwan, soalnya anak-anak pada liatin, aku engga nyaman Git"

"Ya ampun..cuek aja lagi Nis, lagian kamu engga buat hal-hal aneh, iya kan?" Gita terdengar meragukan.

"Kak Nisa dimana?"

Terdengar suara orang lain yang sangat familiar.

"Kamu sama siapa?"bAnisa penasaran dengan suara seseorang yang menanyakan tentang dirinya.

"Sama adik kamu, Uga, katanya dia mau ngomong soal kamu sama kak David"

"David!?" Anisa terkejut.

Apa mungkin gadis itu sudah tahu mengenai dia sama lelaki itu? Pikrinya.

"Katanya sih, ada gosip soal kamu sama dia, makanya kamu kesini, buruan"

Anisa semakin terkejut.

"Gosip?"

***

Anisa segera berjalan menuju kantin, tanpa peduli seberapa banyak pasang mata yang menatapnya.

Tak perlu waktu lama, Anisa tiba ditempat tersebut dimana Gita dan Anugerah sudah menunggunya. Tentu dengan mengabaikan semua tatapan yang mengarah padanya.

"Ada apa Ga?" Anisa langsung saja meminta Anugrah untuk menjelaskan semuanya. Tanpa memperdulikan Gita yang masih kesal karena keterlambatannya.

"Sebelumnya kak Nisa harus jawab dulu, ada hubungan apa kakak sama ka David?" tanya anugrah menyelidiki.

Anisa mengernyit. Merasa bingung dengan pertanyaan Anugrah.

"Aku engga ada hubungan apa-apa sama dia" Elak Anisa cepat

Thank You and I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang