Perjodohan

190 17 8
                                    

David membereskan beberapa barang diruang tamu yang masih berantakan. dia memang belum menemukan asisten rumah tangga yang bisa membantunya membersikan rumah. Selain itu, dia juga typekal orang yang tidak suka jika ada orang yang tidak akrab dengannya masuk kedalam ruangannya. Mungkin dia akan lebih memilih untuk membersihkan rumah itu sendiri.

Seperti hari ini, berhubung hari ini akhir pekan jadi dia memilih untuk tinggal dirumah membereskan barang-barangnya yang masih berserakan. Dia belum sempat bebenah karena dia langsung dihadapankan dengan urusan kantor saat tiba disana.

Ting..tong..

Ting..tong..

Ting tong..

David berhenti dari kegiatannya ketika mendengar suara bel rumahnya berbunyi berulang kali membuatnya geram dengan tamu yang berulah iseng itu.

Dengan segera dia pergi untuk membuka pintu dan sontak saja dikagetkan oleh dua orang lelaki yang langsung berhamburan kedalam pelukannya. Sementara seorang lagi hanya berdiri menahan tawa melihat tingkah kedua lelaki itu.

Dia Justin, lalu kedua lelaki yang masih merengkuh David dengan erat itu, Guntur dan Dirga.

"Gue kagak bisa nafas woy" Kesal David.

Dirga dan Guntur segera merelai pelukannya.

"Lo kenapa sih,orang lagi kangen-kangenan" Protes Guntur

"Lo itu mau meluk atau mau bunuh gue" Timpal David

"Mau bunuh lo!" Guntur meninju lengan David kasar hingga lelaki itu meringis kesakitan.

"Kesetanan kali nih anak" Ketus David.

"Lo kenapa engga ngasih kabar kalau udah balik ke Indonesia?" Guntur berjalan menuju sofa ruang tengah menyusul Dirga yang sudah berbaring disana. Sepertinya dia lelah habis naik pesawat.

David terdiam, dia memang tidak memberi tau siapa-siapa tentang kepulangannya ke tanah air, kecuali ibu, kakaknya Feby dan tentu ayahnya.

"Lo emang pantas gue bunuh" Ucap Guntur kesal.

David tidak menggubris lelaki cerewet itu dia memang bersalah dalam hal ini. Dia beralih menghampiri Justin yang masih bersandar pada pintu lalu memeluknya sejenak.

"Apa kabar?" Tanya Justin.

"Alhamdulillah gue sehat" jawab David. "Gimana rasanya jadi CEO?" Tanyanya kemudian.

"Hm..engga bisa gue jelasin" jawabnya lalu terkekeh diikuti oleh kekehan dari David

"Hey, bro. Lo engga pernah makan selama tinggal disini?" David menoleh kesumber suara dan menemukan Guntur berdiri didepan kulkas yang tak terisi barang satu makananpun. Hanya ada beberapa jenis soft drink didalam.

"Gue makan diluar" David berjalan menuju dapur setelah sebelumnya menyuruh Justin untuk masuk.

"Jadi selama dua hari disini, kita makan diluar dong? Asyiklah"

David mengerutkan alisnya menelaah maksud pertanyaan Guntur

"Kalian mau nginep?"

"Ya iyalah, ya kali kita baru dateng udah lo suruh balik lagi?"

David menghembuskan nafasnya kasar. Bakalan kacau hidupnya selama ada spesies langkah itu dirumahnya.

"Bukannya nanti malam ada acara penyambutan lo diperusahaan?" Sahut Dirga yang sudah mengubah posisinya jadi duduk.

David terkejut. Dia tidak tau apa-apa soal itu.

"Nyokab yang bilang'?" Tebak David. Dia curiga pada ibunya sebagai dalang semua ini.

Thank You and I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang