"Uga, aku berangkat duluan yah?" Ujar Anisa dengan sedikit meninggikan suaranya, karena orang yang sedang diajak bicara berada di kamar sedang dirinya, memasang sepatu diruang tamu.
"Bareng aja, naik motor sama aku"
"Engga usah, nanti aku bisa telat"
"Ya ampun udah jam setengah 8" Pekik Anugrah yang sepertinya baru tersadar jika dirinya akan terlambat dihari pertamanya.
Anisa terkekeh.
"Aku duluan, Assalamualaikum" Anisa beranjak menuju halte dengan berjalan kaki, tak perlu menunggu lama bus yang dia tunggu akhirnya datang.
Anisa mencari kursi kosong yang kebetulan masih tersisa beberapa, dia lalu menjatuhkan pilihannya pada kursi kosong dekat seorang wanita setengah baya.
Dia melempar senyum pada wanita tersebut sebelum menyandarkan punggungnya pada badan kursi. Tak lama bus kembali berhenti, beberapa orang masuk kedalam bus mengisi kursi kosong hingga salah seorang wanita yang sedang menggendong balita tidak mendapat tempat duduk.
Anisa berniat menawarkan tempat duduknya pada wanita itu namun niatnya terhenti saat seorang lelaki memberikan tempat duduknya.
"Terima kasih" Ujar si ibu pada lelaki itu.
Anisa mengamati lelaki yang sedang membelakanginya tersebut.
Terlihat familiar. Selidiknya.
Hingga lelaki itu berbalik berjalan kearahnya dan membuatnya terkejut.
"Kamu!" Pekiknya. Hingga membuat beberapa orang dalam bus menoleh kearahnya.
Anisa menutup mulutnya malu
"Maaf" cicitnya membuat lelaki yang sekarang berdiri disampingnya itu terkekeh.
"Kamu ngikutin aku?" Anisa mendonga menatap lelaki bertubuh tinggi disampingnya itu dengan memicingkan matanya curiga. Heran deh, kenapa lelaki itu senang muncul secara tiba-tiba.
"Engga ada pertanyaan lain? Setiap ketemu, pertanyaannya lo, itu-itu aja, nanya kabar kek?" David tersenyum miring.
Anisa kembali menatap lurus ke depan. Udara sejuk dipagi hari, tiba-tiba saja berubah sesak karena kehadiran lelaki itu.
"Engga takut kepanasan naik bus?" Sindir Anisa.
David tersenyum. "Engga sih, soalnya kalau lihat muka lo bikin hati gue adem"
Anisa memutar bola matanya jengah. Menyesal juga dirinya menyindir Lelaki itu.
"Selain shalat Dhuha, ada lagi shalat Sunnah lainnya?" Tanya David mengubah topik pembicaraan jadi serius.
Anisa menghembuskan nafasnya pelan. Apa yang harus dia perbuat dengan lelaki ini? Mendiamkannya? Tapi kedengarannya, dia serius untuk bertanya.
"Bukannya kamu udah punya bukunya?"
"Bukunya cuman ngajarin bacaan ama gerakan doang, engga ada penjelasannya"
Mendengar jawaban David membuat suasana hatinya berubah senang. Sepertinya David benar-benar membaca buku yang dia pilihkan.
"Shalat lail" Jawab Anisa
"Lail?" David menurunkan pandangannya menatap Anisa.
"Sama juga dengan shalat tahajjud atau shalat malam setelah shalat isya"
"Keutamaannya?"
"Banyak, tapi yang paling utama dari shalat lail, apapun yang kita minta insya Allah akan terkabul"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You and I'm Sorry
RomanceBagaimana jadinya jika bad boy bertemu dengan seorang wanita muslimah? Edwar David Indrawan, lelaki tampan dengan segala kekuasaannya mampu menaklukkan wanita manapun yang dia jadikan sebagai barang taruhannya. Lantas bagaimana jika David ditantang...