David kembali mengemudi mobil sportnya, kali ini dia berniat untuk mencari keberadaan Heri. Lelaki yang dia temui di kajian itu.
Entahlah, David tiba-tiba saja terpikir untuk bertemu dengan Heri. Sepertinya, dia butuh masukan dari lelaki itu. Siraman rohani untuk hatinya yang sedikit merontah?
Hampir setengah jam dia didalam mobil. Dia tiba ditempat tujuannya. Setelah berhasil memarkirkan mobilnya, David beranjak untuk mengambil air wudhu lalu masuk kedalam masjid termegah dikota itu.
Yah, David tengah berada dimasjid Akbar untuk melaksanakan shalat dhuhur atau lebih tepatnya sih, untuk bertemu Heri. Ck.
Semoga saja.
Hanya ditempat ini dia berharap akan bertemu dengan lelaki itu.
Anggap saja harapan David terkabulkan. Setelah kebingungan mencari Heri didalam masjid. Dia malah bertemu lelaki itu saat memakai sepatunya diteras masjid, usai shalat. Entah kebetulan atau memang sudah takdir, sepatunya tepat berada disamping sepatu Heri. Bahkan lelaki itu yang menegurnya duluan.
"Assalamualaikum" Ujar Heri dengan senyuman khasnya yang bersahabat sembari menepuk pundak lebar milik David.
"Waalaikumsalam" David balas tersenyum.
"Abang,masih ingat sama saya?" Tanya Heri dengan penuh harap.
David pura-pura terlihat berpikir. Padahal sudah sejak tadi dia mencari lelaki itu. Sepertinya dia gengsi mengakui maksud kedatangan nya dimasjid yang memang untuk bertemu dengan lelaki itu.
"Heri?" Tebaknya. Membuat Heri merasa begitu senang.
"Suatu kebetulan yah, kita ketemu lagi?" ujar david sekedar basa-basi seraya memasang tali sepatunya.
"Iya bang" Heri juga terlihat sibuk memasang tali sepatunya.
"Lo sering shalat disini?" Tanya David setelah berhasil memasang sepatunya.
"Iya bang" jawab Heri yang juga sudah berhasil memasang sepatunya. "Abang sendiri?" Heri menengok kesamping dimana David sedang duduk.
"Hm? Baru belajar"
"Laki-laki itu wajib shalat di masjid bang, bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa shalatnya lelaki dirumah itu engga dianggap"
"Oyah?"
David baru tahu.
"Iya bang, seperti dalam sebuah hadist dikatakan,
مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يَأْتِهِ فَلَا صَلَاةَ لَهُ إِلَّا مِنْ عُذْرٍ
“Barangsiapa yang mendengar azan lalu tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, kecuali bila ada uzur.”*
"Uzur?"
"Uzur itu alasan syar'i yang membuat Abang engga bisa pergi ke masjid, semisalnya hujan deras ataupun sakit"
David mengangguk. Penjelasan lelaki itu selalu membuatnya mudah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You and I'm Sorry
RomanceBagaimana jadinya jika bad boy bertemu dengan seorang wanita muslimah? Edwar David Indrawan, lelaki tampan dengan segala kekuasaannya mampu menaklukkan wanita manapun yang dia jadikan sebagai barang taruhannya. Lantas bagaimana jika David ditantang...