Ulama Yang Murtad

193 10 1
                                    

Heri segera memesan dua mangkuk bakso pedas sesuai permintaan David sembari duduk pada bangku panjang yang terbuat dari kayu.

"Duduk bang" Ujar Heri sembari menepuk bangku tepat disampingnya, menyuruh David agar ikut duduk.

Dengan ragu-ragu David mendaratkan bokongnya pada kursi panjang itu. Bukan kenapa-kenapa sih, takut roboh karena kursi itu nampak lapuk.

"Jadi siapa ulama itu?" David sudah tidak sabaran untuk mendengarkan. Padahal ditangannya ada sebuah handphone pintar yang bisa dia gunakan untuk mencari apapun yang dia inginkan. Namun, dia lebih memilih mendengar langsung dari cerita orang lain.

"Barshisha, beliau seorang ulama' besar pada masa Bani Israil, hari-harinya ia habiskan di tempat beribadah"

"Suatu waktu ada tiga orang kakak beradik yang ingin pergi wajib militer, mereka  bingung karena mereka memiliki adik perempuan, akhirnya mereka lalu menitip adiknya tersebut pada ulama yang mereka percaya bisa menjaga adik mereka tersebut"

"Tapi awalnya ulama itu menolak karena taulah, dia takut perempuan itu bisa jadi fitnah buatnya, tapi setelah dibujuk oleh ke tiga Kakak si perempuan tadi, dia akhirnya setuju dengan syarat, mereka harus membuat rumah untuk adik mereka yang terpisah jauh dibelakang rumah ulama itu"

"Dibuatkanlah kamar kecil untuk adik mereka. Setiap hari ulama itu mengantarkan roti untuk si perempuan tadi sebatas depan pintu doang, hari berganti Minggu, setan mulai mengasut si ulama untuk mengajak si perempuan bercerita, takut perempuan itu butuh sesuatu tapi takut untuk ngomong, kata si setan nih"

"Si ulama tadi mulai mengajak si perempuan ngobrol namun masih sebatas nanya kabar doang, nanya mungkin ada yang dia butuhkan. tapi setan belum nyerah dong, mereka kembali mengasut ulama itu untuk mengajarkan perempuan itu ilmu agama, kali aja dia butuh kan?"

"Si ulama kemudian mulai mengajar di perempuan perihal agama, masih batas depan pintu nih"

Heri menghentikan cerita saat si mas penjual bakso datang membawakan pesanan mereka

"Makasih mas" Heri berterima kasih seraya mengambil pesannya. Begitu pun dengan David.

"Lalu?" David meminta untuk melanjutkan. Heri tersenyum geli melihat wajah David begitu serius mendengarkannya.

"Lambat laun, pintu mulai kebuka, mereka cuma pake hijab, sampai suatu hari si ulama kembali terbujuk oleh bujukan setan, engga cuman diluar, ulama itu mulai masuk kedalam kamar si perempuan tadi"

David semakin menikmati cerita Heri,hingga kerutan kecil terlihat menghiasi keningnya.

"Nah, setan belum nyerah nih, mereka masih berusaha untuk menggoda ulama itu, engga enak kalau ada yang ngeliat mereka duduk berdua didalam rumah, maka pintu pun ditutup, setan semakin kencar nih, kesampatan bagus buat ngebujuk mereka, dan akhirnya merekapun berzina sampai perempuan itu hamil"

"Setan mendatangi ulama itu dan berkata: Kamu telah menghamilinya, tidak ada yang dapat menyelamatkanmu dari hukuman, kecuali menguburnya di tempatmu. Dan apabila keluarganya datang bertanya, bilang adik mereka sakit parah dan akhirnya dia meninggal dunia, mereka pasti mempercayaimu"

"ulama itu yang kehilangan akal sehatnya kemudian membunuh perempuan itu dan menguburnya, kemudian kakak dari perempuan itu datang untuk menjemput adiknya, ulama itu menjawab seperti yang disarankan setan, dan akhirnya kakak si perempuan pun mempercayainya"

"Setan lalu datang kedalam mimpi ke tiga kakaknya si perempuan, mimpi yang sama nih, lalu mereka mendatangi tempat ulama' besar itu, dan menggali kuburan adik mereka ketika jasadnya diambil, dilehernya terdapat bekas sembelihan dan dalam keadaan hamil, persis seperti mimpi mereka"

Kerutan di dahi David semakin terlihat, menampakkan betapa serius lelaki itu mendegar cerita Heri.

"Melihat kejadian ini, Ke tiga pria itu marah dan menyeret ulama' besar itu ke pengadilan untuk di adili. Pada saat situasi seperti itu, setan kembali datang dan berkata: Aku bisa melepaskanmu dari hukuman ini, jika kamu besedia sujud kepadaku, aku akan mengatakan kepada mereka, sebenarnya yang membunuh adik mereka bukan kamu, tapi orang lain. Ulama itu menjawab: Bagaimana aku bisa sujud dalam keadaan seperti ini?"*

"Setan menjawab: Cukup isyarah dengan kepalamu, yang penting kamu niat sujud kepadaku. Ketika ulama itu bersujud, setan berkata: Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu. Allah s.w.t. berfirman:

"Bujukan orang-orang munafik itu adalah seperti (bujukan) shaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan semesta Alam"**

David bergeming, tak terasa bulu kuduknya sampai berdiri. Cerita itu membuat dirinya sadar akan suatu hal. Begitu mudah setan merayu manusia dalam berbuat dosa? Bahkan seorang ulama ahli ibadah dapat mereka jerumuskan.

Apa lagi dirinya yang memang gemar berbuat dosa? Lalu dengan santai dia mengatakan pada Anisa bahwa takkan terjadi sesuatu diantara mereka walaupun mereka berdua-duaan? Akh, pantas saja gadis itu langsung marah.

Heri mengamati David yang terdiam bahkan tak menyentuh makanannya sedikit pun.

"Jangan berputus asa dari Rahmat Allah karena setan pun tak akan pernah putus asa menjerumuskan kita ke jalan sesat"

Ucapan Heri mengembalikan David kealam sadarnya.

"Serius amet, di makan baksonya bang"

David tersenyum lalu ikut menikmati makan siangnya itu.

Tbc.

*YouTube ,Hijrah Chanel kajian ustadz hanan attaki.

**(al-Hasyr: 16)"

Thank You and I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang