Diambang kebingungan ; DOI [22]

2.2K 257 32
                                    

DOI

.

.

.

RENJUN












Semuanya udah kejadian.

Gue sekarang lagi jalan lunglai tanpa ngenain alas kaki sama sekali, kaki gue bener-bener kotor banget karena sedari tadi selama gue jalan, gue nyeker.

Lo semua pasti bilang kalo semua itu pasti hanya sebuah mimpi belaka yang sudah sering terjadi pada sebuah cerita.

Tapi kali ini gue ga bermaksud buat ngeprank kalian atau bagaimana, toh ini semua udah kejadian, jadi gue nggak bisa ngapa-ngapain.

Awalnya gue juga merasa kalo ini semua hanyalah sebuah mimpi, tapi setelah gue melakukan tes percobaan dengan nyentuh teko panas dan alhasil tangan gue melepuh, baru gue sadar kalo semua ini bukan mimpi.

Asal mula gue nyeker, berawal dari gue yang abis dari pemakaman seseorang yang belakangan ini pernah menjabat jadi pacar gue disana, karena gue yang merasa bahwa dunia terasa udah mempermainkan gue, akhirnya gue ninggalin mereka semua yang masih pada ngendep dipemakaman.

Dan sialnya ditengah jalan sendal jepit gue putus dan berakhirlah gue nyeker sampe beribu-ribu kilometer.

Karena merasa udah sampe pada tujuan awal gue buat kemana, gue berhentiin langkah kaki gue dan mendekati semacam sungai yang tempo hari kemarin pernah gue datangi berniat untuk menenangkan diri.

Melalui sungai inilah, gue merasa jiwa gue lebih tenang, melihat hamparan air yang begitu tenang sembari ditemani burung-burung yang berterbangan bebas diudara semakin menambah kesan nyaman.

Disana pula lah gue menumpahkan segala kesedihan gue yang terdalam, kenapa tuhan mengambilnya ketika dirasa hubungan gue dengan dia kian membaik.

Kenapa tuhan ngelakuin itu semua kegue?

Meski gue tau, pada akhirnya jalan pulang terbaik adalah meninggalkan sebuah tempat singah yang tidak akan pernah lagi bisa disinggahi.

Namun semua ini terasa belum adil jika sebuah hubungan belum terselesaikan bersama.

Melihat sungai tenang yang ada dihadapan gue saat ini, seakan ada dorongan yang menyuruh gue buat memasuki sungai itu lebih dalam sampai dirasa gue kehabisan oksigen dan berharap akan bertemu padanya lagi disatu kesempatan.

Gue melangkah mendekati sungai yang ada dihadapan gue dengan tatapan kosong yang seakan-akan ada yang menyuruh gue buat melakukan bunuh diri.

Dan saat itu pula gue mengiyakan ajakan itu.




































































before all this happened

Gue kebangun karena denger suara mama yang menggelegar dari luar.

Gue yang sadar karena mama yang udah berubah jadi gozilla langsung lari kekamar mandi dan siap-siap buat pergi kesekolah.

Gue baru inget kalo hari ini ada simulasi, mana matematika lagi, kelar lah hidup.

Tapi toh cuman simulasi.

Bolos boleh ga ya.

"Cepet ntar ketinggalan bis mampos"

crush ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang