"Teruntukmu huang renjun, sebuah surat yang tertulis pada sebuah buku harianmu ini akan menjadi saksi bisi bahwa adanya hadirmu dalam hidupku menjadikan sebuah konspirasi soal masalah kehidupan, memutar balikkan ego serta pikiranku yang semula pendek dan buntu menjadikan sebuah ide menuju masa depan yang cerah, renjun dengan kehadiran dirimu, aku bisa mengenali apa itu yang namanya berjuang, aku bisa mengenali apa itu menghargai, dan aku juga bisa mengenali apa itu merelakan, semuanya itu karenamu lelaki manis dengan senyuman yang sudah menjadi candu sejak aku mengenalmu, renjun, aku tay kau tidak akan bisa membaca seluruh isi hatiku yang kutulis lewat buku harianmu yang diberikan jeno 5 tahun yang lalu, saat dimana kita menjalani kehidupan indah itu tanpa mengenal apa itu perpisahan, dan sampailah pada titiknya dimana kau sudah mulai meninggalkanku dan tak akan pernah kembali, sekali lagi aku ingin mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu huang renjun, sampai kapanpun kenangan indah bersamamu tidak akan pernah aku lupakan, sekali pun aku sudah bersama seseorang yang akan menjadi pendamping hidupku nanti, memang terdengar egois, tapi aku akan tetap berusaha untuk mencintai jeno dan memghargainya meskipun itu sulit, pada awalnya aku mengira jika jeno akan dijodohkan oleh kedua orang tuanya, tapi sepertinya itu tidak terjadi, teruntukmu, terima kasih telah mewarnai hidupku, semua perjuanganmu akan selalu terkenang diingatanku, sampai bertemu lagi dilain waktu, mungkin didunia yang berbeda, semoga saja jika kita adalah jodoh yang telah direstukan tuhan, kita akan hidup bersama dikehidupan berikutnya.
Terima kasih huang renjun, terima kasih telah membuat semuanya terasa nyata.
Aku mencintaimu"
Thera menutup sebuah buku bersampul hitam pekat itu dan mengambil sebuah photo polaroid yang 5 tahun lalu diambil bersama laki-laki kesayangannya.
Disana keduanya tertawa dan tersenyum bahagia seakan tidak terjadi apa-apa, tanpa sadar air mata kembali menetes secara tiba-tiba.
Ingat bahwa saat itu adalah momen bolos sekolah demi mendatangi sebuah taman bermain, ingat saat kejadian yang mengubah segala sifat cueknya lewat pertemuan singkat disebuah tempat perbelanjaan, semuanya terlintas begitu saja seperti baru mengalaminya kemarin hari.
Thera meninggalkan buku hitam pekat itu dan mengambil keempat poto polaroid yang sudah terbagi menjadi empat bagian, dia ingat saat satu foto itu diberikan jeno padanya yang lelaki itu temukan di dompet renjun, sungguh dia terharu, thera menggantungkan semua foto itu lewat sebuah lampu hias yang terdapat dikamarnya, indah, sangat indah seperti berada dalam masa remaja, thera memandangi foto itu dengan bahagia, kemudian menangis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sampai bertemu dipetualangan berikutnya huang renjun✌🏻