Bagian Tujuh

1.2K 231 23
                                    

“aku tidak menyangka, kita akan bertemu kembali” laki-laki itu berbicara sambil menyeruput kaleng soda di tangannya.

“kau banyak berubah” sambungnya.

“yaa.. aku juga tidak menyangka kita akan bertemu lagi.” Jawab Kyungsoo yang ikut menyeruput sebuah kaleng soda yang di gengamnya.

“sejak kapan kau berada di Seoul?”

“empat bulan yang lalu kalau tidak salah”

“lalu?”

Kyungsoo menatap laki-laki yang sedang bersandar diatas motor besarnya.
“lalu? Apa?”

Laki-laki itu menatap Kyungsoo dan tersenyum. Kyungsoo tau betul maksud dari senyumannya itu.

“ayahku sudah meninggal dan keluarga kami juga sudah membayar semua hutang pada keluargamu kan? Sepertinya perjanjian itu juga sudah batal”

“aku akan pulang, sudah terlalu larut dan aku tidak mau membuat khawatir banyak orang. Sampai bertemu lagi, terima kasih untuk sodanya”

Laki-laki itu, Kris tersenyum getir menatap kepergian gadis yang tadi berbincang dengannya, calon pengantin wanitanya yang gagal.

Kyungsoo baru saja tiba di tempat tinggalnya, ia duduk di depan teras lantai dua yang langsung menghadap kearah Kota Seoul.

Gadis itu menghembuskan nafasnya berat, tanpa menyadari bahwa air matanya sudah membasahi pipinya.

Hari ini sungguh berat, Kyungsoo harus menerima dua kenyataan pahit. Chanyeol yang ternyata memiliki tunangan, dan Kris yang tiba-tiba muncul kembali di hadapannya.

Kyungsoo kembali memutar ulang jalan hidupnya beberapa tahun yang lalu. Gadis itu kembali membayangkan betapa bahayanya laki-laki yang baru saja ia temui.

Dan hari ini, ia kembali bertemu dengan Kris, laki-laki arogan yang terus mengejarnya. Gadis itu menghembuskan nafasnya sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamarnya.

∞∞


“Eunsoo-yaa. Kembali ke meja kasir, jangan membantah perintahku.”

“jangan melakukan pekerjaan itu Eunsoo. Biar Minseok yang mengerjakan!”

“ya.. ya.. yaa.. seharusnya kau tidak mengangkat itu, biar aku saja.”

“Eunsoo-yaa.. sudah ku bilang berapa kali kau harusnya jangan membantah perintahku.”

“yaaaa…"

Hari ini untuk kesekian kalinya, Sehun kembali melarang gadis itu untuk melakukan sesuatu dengan alasan yang tidak jelas.

Eunsoo hanya menghembuskan nafas beratnya, ia bosan sudah beberapa hari ini hanya duduk di meja kasir tanpa melakukan apa-apa.

Tak terasa langit kota Seoul sudah berubah menjadi gelap. Eunsoo melamun di sebuah meja paling ujung restoran sambil mengamati orang-orang yang sedang berlarian mencari tempat berlindung dari rintikan hujan.

“Ada yang kau pikirkan?” Minseok mengagetkan Eunsoo dengan secangkir cokelat panas yang menyentuh kulitnya.

“Terima kasih eonni.” Eunsoo menyeruput gelas cokelat panas miliknya “aku hanya bosan, karena tidak di izinkan melakukan apapun”

“kau takut pada Sehun? Kau tau, tampaknya dia menyikaimu. Makanya ia menyogokmu dengan melarangmu melakukan apa-apa.”

“tidak ada alasan baginya meyukaiku.” Tidak ada untungnya mengiyakan apa yang di bicarakan Minseok. Karena sekali saja mengiyakan, maka obrolan itu tidak akan mempunyai ujung. Minseok itu gadis yang suka sekali membicarakan orang lain.

Intricate  (ChanSoo GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang