Pagi itu kota Boseong lebih dingin dari pada pagi-pagi biasanya. beberapa hari lagi musim akan berubah menjadi musim dingin dimana salju akan menumpuk di berbagai tempat.
Musim dingin biasanya akan terasa sibuk bagi beberapa siswa yang mengikuti ujian masuk perguruan tinggi skala nasional.
“maafkan appa Kyungsoo-yaa, seandainya apa tidak terbaring lemah disini.” Laki-laki itu tengah berbaring disebuah brankar dengan bau obat-obatan yang menyengat di setiap sudutnya.
“sudahlah appa, Kyungie juga tidak begitu suka belajar”. Di samping tempat tidur laki-laki itu terdapat Kyungsoo yang tersenyum hangat sembari menyuapi ayahnya dengan makanan yang sengaja ia buatkan dirumah.
“Kyungie, kau tidak bisa membohongiku. Kau selalu berada di peringkat terbaik. Andai saja keadaanku bisa kembali normal.” Laki-laki itu, tampak sangat menyesal.
Kyungsoo hanya tersenyum menangapi ayahnya. Ia tidak ingin melihat ayahnya terus menerus menyalahkan dirinya meskipun sebenarnya ada rasa sedih di hatinya. Ia gagal masuk universitas tahun ini.
“kau harus kuliah tahun depan. Appa berjanji akan melakukan apapun untukmu”
“appa. Tidak usah memikirkan apapun, lagi pula tahun depan mungkin aku akan sibuk mengurus rumah tanggaku. Tenang saja.” Kyungsoo tersenyum. Di balik senyumannya terdapat rasa kecewa dan sedih.
“ayah macam apa yang membiarkan gadisnya terus menderita seperti ini. Kyungsoo-yaa.. jika akhirnya aku harus meninggalkanmu. Perihal piutang yang ku miliki pada keluarga Wu, bisakah kau menyelesaikan itu semua? Appa tau kau tidak pernah menyukai putranya, aku juga tau kau sangat tertekan dengan perjanjian itu.”
Ayah Kyungsoo menghembuskan nafasnya berat sebelum ia melanjutkan kalimatnya.
“jual lah sisa perkebunan yang kita miliki, serta rumah itu Kyungsoo-yaa. Appa tau kau tidak akan pernah menerima keputusan ini. hanya itu yang appa punya, aku tidak pernah ingin anak gadisnya menderita. Aku akan merasa bersalah dan menyesal sampai kapanpun.”
Gadis itu membulatkan matanya, mendengar semua penuturan yang di ucapkan ayahnya. Ia tidak terima dengan semua keputusan sepihak ayahnya itu.
“appa”
“untuk kali ini, kerjakan saja perintahku yang terakhir kalinya Kyungie.”
Kyungsoo gadis itu hanya bisa menundukkan kepalanya menahan tangisnya. Ia tidak pernah ingin kehilangan lagi orang yang ia cintai. Tapi sepertinya Tuhan punya rencana baik untuk dirinya.
∞∞
Kyungsoo baru saja keluar dari ruang guru dengan berat. Yixing, wali kelasnya, memanggilnya sepulang sekolah karena angket rencana kariernya. Yixing tampak tidak rela jika murid terbaiknya itu tidak melanjutkan pendidikannya.
“padahal aku juga tidak ingin melanjutkan kuliahku, tapi Yixing saem memanggilku”
Jongin merajuk pada Kyungsoo yang baru saja keluar dari ruang guru. Ia seketika menyesali kata-katanya setelah melihat ekspersi gadis di hadapannya “Mian Kyungsoo-yaa.”
Kyungsoo tersenyum pada sahabatnya itu. “kau harus melanjutkan kuliah Jongin-yaa.. ayahmu akan sangat marah bila kau tidak melanjutkannya. Jangan cemaskan aku”
“Kyungsoo-yaa” lirih Jongin
Jongin melihat gadis pujaannya itu, ia tahu jelas bahwa Kyungsoo pasti ingin sekali melanjutkan sekolahnya, namun ia tidak bisa membantu apa-apa. Meskipun ia adalah anak dari seorang pejabat di daerahnya, namun untuk meminta hal itu pasti akan sangat mustahil di dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Intricate (ChanSoo GS)
Romance"kau harus menikahiku!!" ucap gadis kecil itu berteriak hiseris sambil trus menangis. "menikah? Kau gila?!" seru bocah lelaki gembul yang terkejut dengan apa yang ia dengar. "kau sudah memelukku! Dan barusan kau juga sudah menciumku. Jadi kau harus...