MATURE CONTENT [21+] 🔞🔞
Tak pintar merangkai description.
Hanya ingin menceritakan kisah dua insan yang sejauh apapun jika sudah ditakdirkan mendekat maka akan mendekat.
Jika dekat sedekat apapun, apabila belum takdirnya maka memang bukan .
✨✨ S...
buat nemenin acara baca-baca kalian, sekalian bisa ngebayangin posisi jadi Allysia sama Elvano yang ababil🤣
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Nadya Saan Merang
20 Desember 1997
Nadya berteriak-teriak girang lalu sekejap dia bisa berubah sedih bahkan sedetik kemudian jingkrak-jingkrak dikasur. Membuat Allysia yang sedang focus mengerjakan laporan hariannya mendecak jengkel.
"Bisa diem gak sih, bangkek!" ucap Allysia kesal. Kegiatan Nadya terhenti karena mendapat hadiah lempar bantal cantic dari Allysia.
Temannya yang satu ini emang tak tahu adat kalau sudah terkena virus film Indonesia ala-ala ftv. Sebenarnya mereka sama saja, bedanya Allysia akan seperti itu apabila disuguhkan dengan drama yang berisikan oppa-oppa tampan.
Nadya terkekeh, "Ah elah nikmati hidup sekali-kali kek, Sya! Hidup lo kerjaaaa terus, kapan mau dapat pacar, kalo dedikasi lo ke kerjaan mulu! Atau... jangan-jangan lo naksir sama bos lo ya?!"
"Bacot lo!" damprat Allysia
Allysia tergelak, gila aja! Kejadian kemaren sudah buat otak dan jantungnya gak waras.
Sebetulnya Allysia sudah sangat mengutuk dirinya sendiri. Memang benar, dia sudah beberapa kali berciuman dengan mantannya, tapi bukan lelaki beristri!
Shit! Jiwa jalangnya memang tak bisa hilang begitu saja walaupun sudah Allysia tekan sedalam mungkin. Elvano terlalu seksi untuk di lewatkan.
NO! NO! BIG NO! Allysia, sadar dirii!
Maka di malam itu ia ingin sekali menghirup udara segar, naas Elvano sudah sedang melakukan kegiatan yang sama dengannya.
Mau tak mau, Allysia harusnya bertingkah biasa saja kan? Toh anggap angin lalu saja, seperti masalah-masalahnya dulu. Mungkin Elvano juga sudah gila.
Aaaah, nasib fresh graduate. Lingkup baru pekerjaannya bikin pusing kepala. Banyak sekali lelaki tampan, eeh sayangnya udah pada sold out.
Kalau saja orang tuanya mau membiayai cita-citanya kuliah diluar negri, tak akan sudi Allysia bersusah payah seperti ini.
Didikan di keluarga Allysia yang kolot dan keras, membentuk karakter Allysia yang sangat keras.
Memang di depan orang lain Allysia nampak santai dan lebih banyak tertawa. Tapi tidak dengan hatinya, tidak dengan pola pikirnya.
Apalagi, setelah dia kehilangan adik satu-satunya. Dan keluarga yang tersisa nyaris seperti tak berduka.
Karakter Allysia semakin menakutkan, sayangnya tak pernah ada yang tahu, kecuali Nadya. Tentu saja.