CHAPTER 5

16.6K 260 2
                                    

Akademi Militer Magelang

BUKK!

Adhitama terperanjat karena tonjokan usil temannya tepat di bagian perutnya hanya saja dia sudah terlatih untuk menghindar dan menahan rasa sakit.

Toh hampir 4 tahun disini, tak mungkin fisiknya tak terlatih dengan baik bukan?

"Bengong aja kau! Kesambet demit habis dari Jogja?" tanya Ray gemas melihat Adhitama berubah semenjak pulang IB (libur 2 hari) dari sana.

Terutama setelah dari caffe itu, dan bertemu dengan perempuan itu. Padahal seingat Ray pertemuannya tidak ada 10 menitan.

Tapi sukses membuat Adhitama dari yang aslinya diam, bertambah diam. Ibarat mayat hidup yang bergerak, kan ngeri.

Adhitama menggeleng pelan.

"Bukan urusanmu"

"Ah sial! Dikasih hati minta jantung kau. Awas aja kalau tiba-tiba ayan, tak bakal pura-pura goblok"

BUKK!!

Gentian Adhitama yang menggebuk Ray. Teman se-paviliunnya ini memang kebanyakan cincong, membuat Adhitama sebenarnya malas setiap hari harus tidur dan mendengar ocehannya setiap malam.

**pavilion : tempat tinggal/beristirahat Taruna tingkat 4, sama seperti barak. Satu pavilion dihuni 2 orang dengan 1 jurusan/korps yang sama**

"Anj*ng! Sakit cuk!" jerit Ray

"Lagian mulutmu gak dijaga, sejak kapan aku punya ayan cuk" sahut Adhitama emosi tapi nadanya datar.

"Siapa tahu kau jadi kayak si Agus. Awal normal, gara-gara rutinitas brengsek kita jadi ayan kan dia. Coba kalau nggak ada kita, mati sudah!"

"Huus, kau ngomong aneh-aneh sekali lagi ku hajar mulutmu nanti" ujarnya lirih, membuat Ray begidik.

Temannya sedang bukan dalam mode bisa diajak bercanda.

"Ah sudahlah, sebentar lagi kan kita sarcab. Kau sudah persiapan?"

"Sudah, dari topi baret sampe perlengkapannya. Paling yang kurang beli disana aja"

Ray manggut-manggut sembari membereskan barang-barang sekira yang untuk perlengkapan.

**sarcab : latian percabangan ibarat di perkuliahan yaitu Praktek Kerja Lapangan sesuai jurusan**

"Waah, bakal jadi perjalanan panjang kita di Bogor nih. Palingan IB kita ke Jakarta. Kau ikut kan?"

Deg.

Jantung Adhit terasa berhenti berdetak mendengar kata itu keluar dari Ray. Ingatannya melayang kembali pada saat itu.

Flashback On

"Aku kerja di daerah Casablanca, di Jakarta. Bisa dibilang lagi dines luar sih ini" ujar Allysia

Adhit manggut-manggut mengerti.

"Kamu.. lagi libur?" tanya Allysia pelan

Adhit berpaling menatap mata Allysia, ah matanya masih indah. Ia senang Allysia mau bertanya duluan padanya.

"Iya aku libur, Al. Kebetulan lagi ada temen aja disini"

Allysia ikut manggut-manggut mengerti.

Hening.

"ADHIT! CEPET WOY!" teriak salah satu temannya yang sedang bergerombol menunggunya selesai.

Sesungguhnya ia enggan beranjak, kejadian langka ini kapan lagi terjadi.

"YO! BENTAR!" Adhit balas teriak. Tatapannya masih melekat ke Allysia, sedangkan gadis itu hanya bergerak tak nyaman.

[NOT] AFFAIR !!Where stories live. Discover now