Khusus untuk hari ini Elvano memberikan kebebasan kepada timnya atas kerja keras mereka mempresentasikan project yang hasilnya cukup melampaui ekspetasinya karena hanya sisa satu hari mereka di Jogja.
Barry dan Mario juga tak kunjung kembali. Tapi masa bodo, toh mereka seumuran, sudah dapat ditebak apa yang tengah duo jantan itu lakukan.
Terkecuali, Allysia.
Elvano menyadari, semenjak di Jogja entah mengapa sikap Allysia tidak seperti biasanya. Cenderung kalem dan tidak banyak bicara. Raut wajahnya pun tak tampak seramah biasanya.
Susah sekali mencari waktu untuk berbicara langsung dengannya karena kesibukan mereka yang sama padatnya.
Sebelum pikirannya mulai melantur, ia memutuskan untuk mencari tempat bersantai yaitu Starbeks.
"Mbak, pesen Caramel Macchiato satu ya" pinta Elvano
"Sizenya apa, Kak?"
Elvano tersenyum geli mendengar panggilan si mbak yang ditujukan kepadanya. Jelas-jelas dirinya sudah menginjak kepala 3.
"Large"
"Hot or Ice?"
"Ice"
"Mau tambahan extra shoot Expressonya, Kak?"
"Nggak usah. Original aja"
"Baik, ditunggu. Atas na—"
"Vano" potong Elvano cepat lalu segera membayar minumannya agar bisa mencari tempat duduk.
Gila. Jogja jam segini masih rame aja.
Saat mencari tempat duduk, tiba-tiba hatinya mencelos melihat sosok yang tanpa sadar tengah ditunggunya sedari tadi sedang posisi duduk tertidur dengan kepala mungilnya diatas kedua tangan yang terlipat.
Mulanya ia berniat mengagetkan Allysia dari belakang, tetapi memperhatikan wajah yang polos nan lugu saat lelap ternyata lebih menarik dilakukan.
Kelopak mata cantik itu mulai bergerak kecil, membuat Elvano cepat-cepat mendaratkan pantatnya di kursi sebrang Allysia.
Akibat Gerakan heboh Elvano yang tak sengaja menyenggol meja, Allysia terbangun dan meringis sakit merasakan tengeng di kepalanya.
"Enak mimpinya, Sya?"
Intrupsi Elvano membuat ia terperanjat dan hampir mental kebelakang.
"Astaga, Pak. Kok Bapak bisa disini sih?!"
"Harusnya saya yang nanya ke kamu, ngapain kamu disini? Masih kurang fasilitas hotelnya?" cibir Elvano
"Dih, namanya juga libur" cibir Allysia tak mau kalah
"But, you know what, this is midnight right now. Kamu perempuan, ini kota orang, Sya. Bukannya pulang, malah tidur disini. Masih mending saya yang nemuin, kalau pedofil gimana" tutur Elvano enteng.
"Ap..APA? Pedofil?!!" saht Allysia tak percaya
Alamak. PEDOFIL? Allysia udah umur 20 tahun, plis!
Allysia mendengus kesal mendengar kebawelan bosnya layaknya bapak-bapak, bisa-bisa dia terserang darah tinggi mendadak melihat tingkah bosnya. Tua-tua tukang julid.
Ekpresi Elvano berubah seketika saat melihat kedua mata Allysia bendul, jelas sekali anak ini habis mewek.
"Sya?"
"Ya?"
"Kau habis menangis?"
Allysia mendecak mendengar pertanyaan itu, ia bertambah jengkel pada wajahnya yang tidak bisa sedikit saja "tidak" ekpresif.

YOU ARE READING
[NOT] AFFAIR !!
RomansaMATURE CONTENT [21+] 🔞🔞 Tak pintar merangkai description. Hanya ingin menceritakan kisah dua insan yang sejauh apapun jika sudah ditakdirkan mendekat maka akan mendekat. Jika dekat sedekat apapun, apabila belum takdirnya maka memang bukan . ✨✨ S...