satu

1.8K 133 9
                                    


Naruto punya Om Masashi kishimoto. Saya cuma pinjam, semoga Om Kishi ngebolehin.

Warning. Jika ada kesamaan dalam cerita itu adalah unsur ketidaksengajaan. Ini murni ide saya sendiri.

Rate; T

Umur Chara.

Hinata: 37 thn

Naruto: 40 thn

Himawari: 15 thn

















"Hinata -san. Ja ne...." empat orang pegawai Hinata pamit pulang, setelah selesai dengan pekerjaannya masing-masing.

"Ya. Hati-hati dijalan...." Hinata kembali membereskan meja kasir, menghitung beberapa jumlah Sen yang masuk hari ini. ia menghela nafas lelah, hari ini rumah makan kecil miliknya cukup ramai dan ia akan menabung untuk membeli hadiah ulang tahun puterinya yang ke Enam belas tahun beberapa bulan lagi.

Hinata harus bekerja lebih keras lagi untuk menabung lebih banyak. Kebutuhan Himawari semakin hari semakin besar, mulai dari biaya sekolah dan untuk kuliahnya nanti, sampai biaya keperluan Himawari yang lain. Perempuan yang berumur tiga puluh tujuh tahun itu membereskan isi tas dan segera keluar dari bangunan kecil yang menjadi tempatnya mencari nafkah. Angin malam yang sejuk langsung menampar wajah Hinata membuat anak rambut di sekitar kening perempuan itu berantakan, ia menyelipkan rambut nakal itu kebelakang telinganya sambil mengunci pintu rumah makan kecil miliknya.

Berjalan menyusuri trotoar, Hinata terus melangkah ringan untuk kembali pulang ke apartemen di kawasan kumuh yang tidak jauh dari pusat kota yang menjadi tempatnya mengadu nasip.

"Hey!" sapaan dari seseorang yang mengendarai mobil dengan pelan di sebelahnya dan membunyikan klakson, membuat Hinata kaget. "Ku antar?" tanyanya lebih seperti sebuah permohonan.

Hinata melirik bosan sambil terus berjalan. "Ruamahku dekat Shino -san...."

Lelaki berkacamata itu terus saja mengikuti Hinata dengan mengendarai mobilnya mengikuti perempuan berambut indigo itu. "Kalau begitu makan malam, besok malam bagaimana?"

"Aku sibuk."

Lelaki itu berdecak kecil. "Nazuna merindukan mu." alasan lama, tapi selalu berhasil. Menjadikan puteri kecilnya sebagai senjata untuk meraih perhatian Hinata adalah pilihan yang selalu berhasil. Hinata tidak akan tega pada puteri kecilnya yang selalu lengket jika sudah bertemu dengannya.

Hinata menghela nafas berat. Ia tau lelaki yang mengedarai mobil di sebelah nya ini memiliki perasaan pada dirinya, dan Hinata tidak ingin memberi harapan. Namun keberadaan gadis kecil yang selalu tetawa riang jika bertemu dengannya itu tidak bisa di tolak begitu saja. "Baiklah..., tapi di kedai ku saja, karena aku harus bekerja...." sebenarnya Hinata juga merindukan gadis kecil itu, tapi setelah pernyataan cinta dari duda keren -Shino- yang meminta ia untuk menjadi isteri membuat Hinata memberi jarak pada mereka. Hinata sudah gagal, dan dirinya tidak ingin menjalin hubungan yang di sebut rumah tangga. Membesarkan Himawari saja sudah lebih dari cukup untuk hidupnya.

Walaupun tidak bisa mengajak Hinata pergi ke restouran seperti biasanya, tapi Shino sudah lega Hinata mau menerima ajakannya. Ia akan selalu berjuang untuk mendapatkan Hinata, karena Hinata adalah perempuan yang baik untuk menjadi ibu peganti bagi puteri kecilnya yang sudah meningal. Tidak di punkiri Shino juga sudah jatuh hati pada sikap Hinata yang lembut. "Terima kasih.... Nazuna pasti sangat senang. Sampai jumpa besok malam...."

Let It Go (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang