Lapan

1K 114 16
                                    

Naruto punya Om Masashi kishimoto. Saya cuma pinjam, semoga Om Kishi ngebolehin.

Warning. Jika ada kesamaan dalam cerita itu adalah unsur ketidaksengajaan. Ini murni ide saya sendiri. Ooc. Lelet update.

Rate; T

Genre: family, dan drama (adangaksihgenredrama?)

Umur Chara.

Hinata: 37 thn

Naruto: 40 thn

Sara :37 thn

Shino: 35 thn

Himawari: 15 thn

Toneri: 38 thn

Mitshuki:17 thn

Boruto: 18thn









Sudah seminggu Naruto tidak pulang, mungkin lelaki itu marah.

.
.
.

"A-ada apa ini? Naruto-kun? Kau mau apa?"

Naruto pulang ke rumah kecil mereka membuat Hinata lega dan senang. Namun itu tidak berlangsung lama, karena Naruto kini sibuk membongkar lemari pakaian dan memporak-porandakan isinya. Dirinya hanya pergi beberapa hari untuk menenangkan diri, tapi apa yang dirinya dapat?

Beberapa lembar foto Hinata tidur dalam selimut yang sama dengan Toneri membuat harga diri Naruto tercabik. Entah siapa yang mengirimkannya.

Naruto sudah membuat perhitungan dengan Toneri hingga lelaki berambut putih itu babak belur. Tapi Toneri dengan lantang mengejeknya.

"Khehe... Aku sudah mendapatkan nya.... Sekali pun aku mati sekarang, aku sangat bahagia...."

Dalam keadaan sekarat, Toneri melontarkan kata-kata yang menghancurkan harga diri dan kepercayaan Naruto. Jika saja Kakashi tidak menghalangi, mungkin Toneri benar-benar mati di tangan Naruto.

Naruto menatap Hinata penuh kebencian dan amarah. Kenapa perempuan yang di cintainya itu menghianatinya. Naruto sudah berkorban, lelaki itu bahkan rela hidup susah bersama Hinata dan keluarga kecil mereka. Tapi kenapa malah penghianatan yang Hinata balas?

Naruto akan membuat perhitungan dengan perempuan tidak tahu diri di depannya ini.

Tangan Naruto terangkat ingin menampar wajah Hinata, tapi... Rasanya sangat berat. Tangan besar itu mengawang di udara.

Hinata mematung melihat Naruto yang murka. Apa salahnya? Kenapa Naruto begitu murka? Apa karena masalah waktu itu? Hinata ingin menjelaskan, tetapi lidahnya kelu melihat Naruto yang menatap dalam kedalam bola matanya.

Air mata Naruto menetes tampa permisi. Mengepalkan tangan, Naruto memutar tubuhnya ke arah meja rias kecil di sudut kamar mereka.

Memporak-porandakan apa yang dapat ia jangakau, Naruto menumpahkan emosinya.

'Praang!'

Hinata hanya bisa terdiam kaku melihat Naruto mengamuk, air mata berlahan mengalir di pipinya. Kepalan tangan lelaki itu berdarah karena menghantam kaca.

Let It Go (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang