Naruto punya Om Masashi kishimoto. Saya cuma pinjam, semoga Om Kishi ngebolehin.
Warning. Jika ada kesamaan dalam cerita itu adalah unsur ketidaksengajaan. Ini murni ide saya sendiri. Ooc. Lelet update.
Rate; T
Genre: family, dan drama (adangaksihgenredrama?)
Umur Chara.
Hinata: 37 thn
Naruto: 40 thn
Sara :37 thn
Shino: 35 thn
Himawari: 15 thn
Toneri: 38 thn
Mitshuki:17 thn
Boruto: 18thn
Hinata merringkuk di atas ranjangnya yang kusut sambil memeluk guling. Pandangannya tertuju pada nakas yang masih terpajang foto dirinya, Boruto dan Naruto yang tersenyum cerah.
Air mata mengalir begitu saja, mewakili rasa sakit dan keriduan yang memenuhi rongga dadanya. Di atas nakas itu juga tergeletak surat panggilan ke tiga dari pengadilan. Kenapa semua harus berakhir seperti ini? Dirinya sudah menghadiri sidang itu dua kali, dan berharap dapat bertemu Naruto untuk meminta pengertiannya agar Boruto tetap tinggal dengan dirinya, tetapi Naruto menghilang sejak mengambil Boruto. Tidak bisakah lelaki itu berbaik hati dan mendengarkan penjelasannya? Menyakalpun rasanya jadi percuma, karena bukti sangat memberatkan Hinata.
'Dasar pengecut! Pecundang brengsek!'
Hinata hanya bisa memaki dalam hati, merutuki segala perlakuan Naruto padanya. Hari ini adalah sidang terakhir yang akan menentukan nasip pernikahan mereka. Dan Hinata tidak ingin hadir karena ia juga tetap tidak bisa memenangkan hak asuh Boruto.
Apa yang bisa di lakukan perempuan miskin seperti dirinya? Hinata tidak memiliki kekuatan untuk mengajukan banding.
Sepi..., sendiri..., hanya suara jam dinding yang menambah suram hari Hinata. Seakan setiap detiknya mengejek kesendiriannya.
Biasanya suara riang Boruto akan selalu menghiasi harinya, suara rengekkan, tawa dan tangisnya jika sedang merajuk.
Baru saja beberapa minggu mereka berpisah tapi rasanya sudah ssesesak ini di dalam dadanya.
"Kau tenang saja, dia akan ikut bersamaku... Karena perempuan seperti mu tidak pantas mendidik seorang anak."
Hinata meremas guling yang kini menjadi sasarran emosinya. Sudah hampir sebulan..., dan ini terasa sangat berat bagi Hinata. Suara Naruto yang merendahkan dirinya sesalu terngiang di telinga membuat Hinata tidak bisa tidur dengan tenang.
Lihatlah, tubuh Hinata semakin mengurus, rambutnya acak-acakan dengan kantong hitam yang menghiasi di bawah matanya.
Hinata bangkit, duduk di pinggir ranjang sambil meraih foto mereka bertiga yang tersenyum bahagia.
Air mata kembali menetes tampa isakan. Tangan Hinata dengan lembut membelai wajah Boruto yang sangat di rindukannya.
"Kenapa harus seperti ini? Kenapa kalian harus pergi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let It Go (Tamat)
FanfictionSepenggal kisah tentang Hinata yang menjadi orang tua tunggal untuk puterinya, Himawari. Himawari.... Ia adalah alasan Hinata untuk tetap semangat menjalani hari yang penuh kesibukan. Himawari.... Adalah tempat Hinata mencurahkan segalanya, cinta...