lima

1.1K 107 9
                                    

Naruto punya Om Masashi kishimoto. Saya cuma pinjam, semoga Om Kishi ngebolehin.

Warning. Jika ada kesamaan dalam cerita itu adalah unsur ketidaksengajaan. Ini murni ide saya sendiri. Ooc. Lelet update.

Rate; T

Genre: family, dan drama (adangaksihgenredrama?)

Umur Chara.

Hinata: 37 thn

Naruto: 40 thn

Sara :37 thn

Shino: 35 thn

Himawari: 15 thn

Toneri: 38 thn

Mitshuki:17 thn

Boruto: 18thn




















.

.

.

"Terima kasih...." Shino tersenyum lembut pada Hinata yang mengantarkannya sampai kedepan kedai. Dalam hati juga berterimakasih karena Hinata mau menampung puterinya yang manja, saat ia pergi beberapa hari untuk bekerja dan kini perempuan itu juga menemaninya makan siang walaupun hanya di kedai kecil miliknya. Ia bahagia kalau Nazuna bahagia.

"Terima kasih kue-nya, Bibik! " Bocah berusia lima tahun itu tersenyum senang dalam gendongan ayahnya. Tangan mungilnya menenteng tinggi bukusan plastik yang berisi kue berbentuk bungan yang manis pemberian Hinata.

"Hm sama-sama..., hati-hati ya." Hinata melambaikan tangan pada bocah itu sebagai salam perpisahan.

Hinata merasa tidak bisa menolak saat bocah kecil itu menghambur kepelukannya, membuat ia mengabaikan rasa tidak nyaman pada Shino yang jelas menaruh hati pada dirinya. Masa kecil yang tidak memiliki orang tua membuat Hinata menaruh simpati yang besar pada Nazuna, mengabaikan fakta bahwa dirinya sekarang semakin jauh dengan puterinya sendiri. Kapan terakhir kali ia memeluk Himawari? Sudah lama sekali.

Sejak Himawari masuk sekolah menengah pertama, ia memilih berhenti bekerja menjadi buruh dan membuka restouran dengan kesibukan yang extra.

Demi masa depan Himawari. 

.

.

.

"Sekarang kita pulang tuan putri?" Shino menatap Nazuna penuh harap, dirinya sudah lelah berkeliling demi memenuhi permintaan puterinya, tidak peduli betapa lelah tubuhnya yang baru saja pulang dari luar kota. Sepertinya di tinggal beberapa hari membuat bocah itu begitu merindukan ayahnya.

"Baiklah...."

Shino tersenyum lembut pada puterinya yang mulai memejamkan mata, sepertinya bocah itu mengantuk. Ia melajukan mobil dengan kecepatan sedang, hingga matanya tertuju pada sosok yang familiar,  ia menghampiri nya.

"Himawari, mari paman antar...." Shino berucap setelah berhenti di depan halte dan menurunkan kaca mobilnya. Ia ingin sedikit akrap dengan remaja duplikat Hinata itu.

Let It Go (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang