Tiga

1.2K 111 15
                                    

Naruto punya Om Masashi kishimoto. Saya cuma pinjam, semoga Om Kishi ngebolehin.

Warning. Jika ada kesamaan dalam cerita itu adalah unsur ketidaksengajaan. Ini murni ide saya sendiri.

Rate; T

Genre: family, dan drama (adangaksihgenredrama?)

Umur Chara.

Hinata: 37 thn

Naruto: 40 thn

Himawari: 15 thn

Toneri: 38

Mitshuki:17


Brak! Bruk!

Suara tawa dari siswa dan siswi itu membuat Himawari muak. Selalu, selalu seperti ini! Entah siapa yang lakukannya Himawari juga tidak tahu. Ia memandang sengit pada siswa siswi yang mengerumuninya sambil tertawa mengjek.

Ia berusaha berdiri dari jatuhnya -namun air dari ember yang segaja mereka letakan didepan toilet agar ia terjatuh- itu begitu licin membuat Himawari terjatuh lagi.

Lagi, suara tawa memuakan itu memenuhi gendang telinga hingga membuat Himawari mengertakan gigi.

"Diam! Kalian! Apa salah ku pada kalian, Hah?!"

"Huuuuuu! Dasar tidak tahu diri! Anak haram aja belagu!"

Muak!

"Memangnya kenapa kalau aku anak haram? Apa Ayah mu yang memberi aku makan?"

Lagi, mereka tertawa mengejek.

"Huh! Anak haram dari wanita penggoda! Pantas anaknya pun menjadi wanita penggoda!"

Salah satu dari mereka kembali mencibir. Tampa bisa di cegah, rambut indah dari si pencibir itu sudah dalam genggaman erat tangan Himawari. Keributan tidak bisa di hindar, siswi-siswi itu melerai dengan cara menarik dan menjabak rambut Himawari.

Dunia memang seperti itu, di mana yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan selalu di tindas. Yang salah akan di bela dan yang benar akan di pojokkan.

Tidak! Himawari tidak ingin melepaskan rambut ini walaupun kepalanya sendiri terasa nyeri. ia sudah muak untuk mengalah, ia ingin melawan!

.

.

.

"Himawari...." panggil Mitshuki saat melihat Himawari yang baru saja keluar dari ruang guru.

Namun seakan tuli, Himawari terus melangkah sambil menatap lurus kedepan.

"Kau tidak apa-apa?" Mitshuki menyamai langkah dengan Himawari.

"Apa aku terlihat baik-baik saja? Ku rasa kau sudah tahu jawabanya kan?" luka gores dan sedikit lebam di wajah Himawari membuktikan bahwa gadis itu cukup buruk.

"Maaf...." lirih Mitshuki. "Tidak bisa melindungimu...." Bukannya Mitshuki tidak berusaha melindungi Himawari, tetapi menghadapi para pembuly perempuan lebih sulit dari pada pembuly lelaki yang telah ia lakukan.

"Bukan salahmu, jadi ... menjauh lah dari ku. Aku sudah muak... Sangat muak."

"Apa salahku? Hingga kau meminta ku menjauh?" tanya Mitshuki tidak mengerti.

Let It Go (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang