Empat.

1.1K 119 2
                                    

Naruto punya Om Masashi kishimoto. Saya cuma pinjam, semoga Om Kishi ngebolehin.

Warning. Jika ada kesamaan dalam cerita itu adalah unsur ketidaksengajaan. Ini murni ide saya sendiri. Ooc. Lelet update.

Rate; T

Genre: family, dan drama (adangaksihgenredrama?)

Umur Chara.

Hinata: 37 thn

Naruto: 40 thn

Sara :37 thn

Shino: 35 thn

Himawari: 15 thn

Toneri: 38 thn

Mitshuki:17 thn

Boruto: 18thn











Tokyo

Langit sudah berwarna kemerahan saat Naruto menginjaknan kaki di halaman Masion Namikaze. Masion yang sudah lama tidak ia kunjungi, tempat ia di besarkan.

Langkah kakinya berayun menuju pintu yang kini terbuka dengan seorang perempuan cantik yang berdiri, dan tersenyum lembut kepadanya.

Naruto berhenti melangkah membuat perempuan itu yang menghampiri dirinya. Memeluk dan menggandeng tangannya untuk masuk kedalam masion.

"Akhirnya kau setuju juga tinggal disini...."

Naruto hanya berdehem kecil menyahuti isterinya. Hidup terpisah memang sulit, tapi itu lebih baik dari pada hidup bersama tapi saling menyakiti.

Lama sekali Naruto meninggalkan jepang, meninggalkan kenangan pahit yang penuh luka. Entah apa yang membuat lelaki berusia Empat puluh tahun itu memilih kembali ke masion, tempat yang selalu mendikte hidupnya.

"Di mana Boruto?" Naruto bertanya setelah mendudukan diri di atas sofa ruang tamu.

"Mungkin sedang bermain musik."

Naruto mengernyitkan kening. Sejak kapan hal semacam itu di perbolehkan di rumah ini? "Di mana?"

Sara, isteri Naruto itu duduk di samping Naruto. Menuangkan teh putih dari poci porselen yang tersedia menyambut kedatangan Naruto dengan gerakan anggun.

"Di tepi Danau...," Sara mengulurkan cawan teh yang masih mengepul uap pada Naruto dan di sambut lelaki itu dengan senyum kecil tanda terimakasih. "Aku meminta ijin pada Ibu untuk membuat rumah pohon untuk nya."

"Ibu mengijinkan?" ada nada tidak percaya dalam kalimat Naruto. Ibu nya yang keras kepala dan selalu mendikte itu membiarkan puteranya menghabiskan waktu dengan hal tidak berguna seperti itu? Sepertinya Naruto melewatkan banyak hal.

"Apa yang tidak bisa ku lakukan?" Sara tersenyum lembut. Terselip kebanggan saat ia bisa mewujutkan keinginan puteranya.

Naruto berdiri membuat Sara menatapnya penuh tanya. "Aku akan ke sana..., panggil aku saat makan malam nanti...."

Sara tersenyum senang, dalam hati ia berharap semoga hidup kedepannya akan semakin tenang. Ia akan hidup bahagia walaupun bersama orang yang tidak ia cintai. Itulah janjinya ... Janji yang harus ia tetapi sepanjang hidup. Ia akan bahagia....

Let It Go (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang