Chapter 5

1.3K 182 29
                                    

»» Roter Faden ««
.
.
.
.
.
.
Oh Sehun berkuda di hutan sekitar mansion.

Berkeliling dengan cepat memacu adrenalin diikuti beberapa pengawal di belakangnya dan melambat setelahnya.
.
.

Dahinya mengrenyit ketika melihat patok besar terbuat dari beton

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dahinya mengrenyit ketika melihat patok besar terbuat dari beton.

‘’kenapa ada pembatas di sini ?’’ ucapnya pada ketua pengawal di belakangnya.

Wo Wonseok. 

Pria muda itu seketika gugup.

‘’k-karena diluar pembatas ini adalah hutan terlarang tuan. Lebih baik jika kita kembali tuan, untuk keamanan anda sendiri’’ ucap Wonseok patuh.
.
.
Pandangan Oh Sehun bergulir dengan cepat saat ia merasakan hembusan angin melintas melewati wajahnya.
.
.
Ia memandang jauh ke dalam hutan terlarang. Kedua mata tajamnya membola saat melihat wanita cantik sedang termenung berdiri diantara pohon-pohon dan sorot cahaya matahari yang mengintip malu-malu di sekitarnya.

 Kedua mata tajamnya membola saat melihat wanita cantik sedang termenung berdiri diantara pohon-pohon dan sorot cahaya matahari yang mengintip malu-malu di sekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'’wanita itu … seperti…’’

‘’y-ye…!!??’’

Wonseok terkejut mendengar gumaman tuannya. Detak jantuknya semakin cepat dan kulit wajahnya menjadi pias.

Tidak..tidak.. ini hutan terlarang.. astaga aku merinding.

‘’t-tuan.. lebih baik kita kembali..’’ ucap Wonseok tergagap, mengundang tatapan tajam dari tuannya.

‘’bagaimana kau bisa mengatakan bahwa ini hutan terlarang jika ada manusia yang berani masuk ke dalamnya ? ayo kesana…’’

Wonseok semakin pucat saat tuan besarnya hendak membawa kuda yang ditumpanginya menuju kedalam hutan sebelum suara panik satu pengawal menghentikan langkahnya.

‘’tuan besar … ! tuan besar…! Nyonya jatuh dari tangga rumah dan tak sadarkan diri !’’ ucap satu pengawalnya panik.
.
.
Kedua mata Oh Sehun membola sebelum memacu kudanya kembali ke mansion besarnya.
.
.
.
.
.
Langkah kakinya sangat lebar dan membuka pintu kamar secara paksa.
.
.
Di sana beberapa maid sudah berdiri dengan satu dokter yang sudah memeriksa Aisha yang tak sadarkan diri diranjang.
.
.
Dalam kepanikannya, ia sempat melihat maid barunya yang bernama Luhan dalam salah satu barisan pelayan itu.
.
.
Beberapa detik pandangannya memandang Luhan, atensinya kembali focus kepada Aisha.
.
.
Langkah lebarnya menuju ranjang dan memandang tunangannya dengan intens.

‘’bagaimana keadaanya…’’

‘’nyonya hanya mengalami luka lebam dan hanya perlu menunggu pemulihan patah tulang kaki kirinya. Kami telah memberikan gips di kakinya, dan nyonya besar hanya perlu pemeriksaan rutin tuan.’’

‘’patah tulang …?’’ ucapnya memandang tajam tim dokter keluarganya.

‘’…pergilah.. ‘’ titak Oh Sehun dengan tajam.
.
.
Aura dingin seketika melingkupi tubuh Oh Sehun.

‘’bibi Jang…’’

Tuhan

Bibi Jang begitu gugup saat tuannya memanggil dengan suara rendah sarat akan ancaman. ‘matilah kita

‘’kumpulkan semua maid di rumah ini segera…!’’ desis Oh Sehun.
.
.
.
.
.
Ruang besar itu penuh dengan rasa cemas dari para maid yang berbaris dengan gelisah.
.
.
Sang tuan rumah turun dari tangga dengan aura mengancam yang begitu kentara.
.
.
Kedua pandangan matanya membidik satu persatu para maidnya yang meringkuk ketakutan diatas tumit mereka masing-masing.

‘’apa saja yang kalian lakukan, sehingga nyonya kalian jatuh dari tangga. Bodoh !’’ desis Oh Sehun tertahan.
.
.
Semuanya diam.
Dibalik keringat dinginnya.
Bibi Jang memberanikan diri menjawab.

‘’tuan… saya melihat nyonya besar berlari setelah berenang, dan tergelincir karena beliau berlari dalam keadaan tubuh yang masih basah tuan..’’ ucap bibi Jang takut.

Rahang Oh Sehun mengeras ‘’satu dari kalian mulai sekarang harus menjaga Aisha sampai sembuh.. kau..’’ tunjuk Oh Sehun dengan dagunya.
.
.
Mengarah kepada wanita yang menatapnya dengan takut.

‘’… pergilah dan jagalah Aisha, mulai sekarang kau adalah pelayan pribadinya’’

‘’b-baik t-tuan…’’ ucap maid wanita itu dengan patuh.
.
.
Semuanya pun bubar setelah mendapat titah untuk tak mengulangi lagi lalai dalam menjaga majikannya.
.
.
kau berhasil…’

Angin yang berhembus melewati wanita itu pun membuatnya tersenyum mengerikan.

‘’aku semakin dekat dengan makananku’’ gumamnya bahagia sebelum kembali ke ekspresi sebelumnya dan berjalan menuju kamar sang majikan.

.
.
.
.
.
.

»» Roter Faden ««
.
.

Jangan marah karena pendek ya 😂

Roter Faden [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang