Chapter 12

1.2K 171 24
                                    

»»Roter Faden««
.
.
Vote juseyo 😍❤
.
.
.
.
Sejak pernyataan dua hari yang lalu, Oh Sehun nyaris frustasi mengatasi perilaku Aisha yang selalu menempel padanya.
.
.
.
.
.
malam ini. Setelah Aisha tidur, ia ingin menemui Luhan, rindu yang ia dapat karena wanita itu membuatnya tercekik hampir mati, yang ia inginkan adalah Luhan dalam dekapannya.
.
.
Hatinya sesak mendapati kecemasan jika wanitanya tak ingin lagi bersamanya karena berita ini. Ia berjalan di sekitar taman mansion yang sepi dan mendapati Luhannya sedang memandang langit malam dengan gaun putihnya yang melambai-lambai.

Ia terpana.

**
‘’sayang… lihatlah bintang itu, bersinar sangat terang. Itu adalah kau dan aku…’’
**

‘’akh….!’’

Kepalanya pusing secara tiba-tiba, memory entah dari mana yang ia dapati. Namun cukup membuatnya linglung dan sesak secara bersamaan.
.
.
Ia memijit kepalanya yang pening, kedua matanya yang terpejam ia buka secara paksa dan melihat wanita dihadapannya.
.
.
Matanya kembali terbelalak, wanitanya telah berbalik memandangnya, dengan mata yang sendu.

Pemandangan yang begitu indah namun meremat hatinya dengan kuat membuat Oh Sehun menggeleng panik.
.
.
Dengan tertatih dan memegangi kepalanya yang sedikit berdenyut, ia mengambil langkah lebar.

‘’tidak Luhan… jangan memandangku dengan pandangan seperti itu…’’ ia terbujur kaku setelah mendapati wanitanya enggan mendekat.
.
.
Kepalanya masih berdenyut sakit, bulir keringat keluar begitu saja.

‘’Luhan…’’ Oh Sehun menyendu, wajahnya kesakitan akan penolakan kecil yang Luhan lalukan.
.
.
Dengan cepat Oh Sehun merengkuh wanitanya dalam pelukan, nafasnya terengah.

Matanya terpejam.

Dengan cepat ia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang wanita.

‘’a-aku bersalah… maafkan aku’’ ucapnya ketakutan.

Ia sudah begitu jatuh dengan wanita dipeluknya ini. Ketakutan merambat dihatinya. Wanita yang tak ia dapati sejak dua hari yang lalu begitu ia rindukan, merindukannya seperti sudah menumpuk sejak beratus-ratus tahun, begitu menyesakkan.

Ia

Mencintainya.
.
.
Matanya terpejam erat saat pelukan eratnya tak berbalas. Ia menegakkan badan, memegang erat wajah wanitanya untuk menghadapnya.
.
.
Namun mendapati kedua mata wanitanya yang terpejam erat membuat rahangnya mengetat. ‘’tatap aku Luhan …’’

Benar, tak ada sahutan dari perkataannya, wanitanya masih betah menutup matanya. Pandangan Oh Sehun menyendu, dengan cepat ia menggeret Luhan menuju kedalam kamar pribadinya.
.
.
Membanting wanitanya diatas ranjang besarnya dan mengukungnya. Wajahnya masih kesakitan akibat penolakan wanita itu.

‘’harus bagaimana lagi agar aku mendapatkan maafmu…? Luhan… penolakanmu membuatku kesakitan sayang’’ ucapnya perih.
.
.
Luhan membuka kedua matanya mendapati kepala lelakinya meringkuk ketakutan di dadanya.
.
.
Keremangan ruangan itu menutupi dengan baik. Kornea matanya yang kuning berubah menjadi kemerahan.
.
.
Dengan smirknya, ia mengelus kepala prianya dengan pelan hingga prianya merespon dengan kaku.
.
.
Dengan cepat ia menengadahkan kepalanya dan berhadapan dengan wajahnya. Sudut bibir luhan terangkat. Oh Sehun tertegun.

‘’lepaskan...’’

‘’…dia’’
.
.
.
.
Oh Sehun memandang Luhan dengan pandangan yang rumit.
‘’Luhan …’’ucapnya serak.

Roter Faden [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang