Chapter 10

1.4K 177 35
                                    

»»Roter Faden««
.
.
.
Warning !!! 🔞
.
.
Dalam ujung hutan yang sepi, di antara dua jurang besar yang terbentang, dan satu buah pohon besar yang telah melegenda itu. 3 sosok wanita berdiri di depannya.
.
.
Nona agung mereka memandang lamat-lamat pohon besar itu. Ia mendekat, menyentuh batang pohon besar itu dengan pelan, kelopak matanya menurun.
.
.
Kilasan kilasan bayangan semasa ia hidup membuatnya harus memejamkan matanya kuat-kuat, sebelum terbuka lebar dengan cahaya merah yang sangat menakutkan.
.
.
‘’kalian menyukai mereka…’’ ucap Luhan pelan. Sudut bibir Kyungsoo dan Baekhyun terangkat sebelum dengan kompak menurunkan kepala mereka tunduk.
.
.
Luhan berbalik dan memandang mereka. ‘’inilah hadiah dariku untuk kalian…’’ kilatan matanya memandang lurus kedepan. Kyungsoo dan Baekhyun memandang Luhan datar, untuk mendengarkan.
.
.
‘’Mia adalah umpan. Wanita itu belum menyadari jika ia membawa kehidupan…’’ tarikan nafas pelan dengan mata terpejam menjeda ucapan Luhan yang ambigu.
.
.
‘’ini akan lebih menarik…’’ kelopak matanya terbuka. Sudut bibir ketiga wanita itu terangkat.
.
.
Ranting pohon besar itu berdecit, mendung malam semakin menebal kabut hutan semakin menjadi. Ketiga wanita itu tetap berdiri memandang langit yang jauh.
.
.
gaun mereka melambai lambai, menambah kesan begitu mengagumkan tanpa tau jika mereka adalah sumber ketakutan dan sumber kegelapan.
.
.
Oh Sehun membuka matanya, ia merunduk mendapati Luhan yang masih terlelap di rengkuhannya.

Ia semakin merapatkan diri, ini masih dini, jarum jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia semakin merapatkan diri, ini masih dini, jarum jam masih menunjukkan pukul 3 dini hari.

Diluar, hujan deras masih mengguyur. Dengan pelan, matanya bergulir menuju wanita dalam dekapannya.

Oh tuhan… wajah orientalnya begitu nikmat untuk ia pandang, keremangan kamar besar itu membuat hasratnya meningkat secara mendadak.

Ia pandang begitu lama wajah kekasihnya. Dahinya yang cantik, alisnya yang terbentuk secara alami, bulu mata lebat yang menutup itu seperti mengundang hasratnya untuk sekedar mengecupnya lembut.

Dengan pelan, tangan besarnya merangkak menuju sisi rahang kekasihnya. Kedua matanya memuja begitu mendamba.

Betapa cantiknya wanita dalam dekapannya itu. Oh Sehun tak pernah lelah hanya untuk memuji parasnya yang elok.

Jari-jari tangannya menyentuh secara pelan sisi wajah sang kekasih. Mengundang gerakan begitu lembut dari sang wanita. Mencari kenyamanan dalam tidurnya.

Oh Sehun tak pernah puas. Kedua mata dan tangannya merangkak menuju tulang selangka sang wanita. Mengelusnya perlahan.

Pandangan matanya menggelap dan meredup. Ia merunduk untuk memberikan kecupan basah di sekitar pundak sang wanita.

Dengan cepat ia menyibakkan selimut yang menutupi tubuh mereka berdua,

Ya tuhan.. Oh Sehun bahkan tercekat melihat betapa indah tubuh Luhan yang ia miliki.

Roter Faden [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang