Chapter 6

1.5K 186 45
                                    

»»Roter Faden««
.
.
.
.
.
Dalam kastil kelam itu, nona agung mereka sedang bersantai.
.
.
Dalam singgasana besarnya ia membaringkan badan dengan memandang datar kedua tangan kanannya.
.
.
Ia tidak risih saat lehernya dikecupi dengan intensif oleh seorang pria muda berwajah aristokat yang sedang topless memujanya.
.
.
Atau beberapa ekor ular yang melilit pergelangan tangan dan kaki pria itu dengan suara desisan yang mengganggu telinga, ataupun beberapa ekor serigala besar yang sedang meringkuk di sekitarnya.
.
.
‘’nona agung… kapan kita akan memakan wanita itu ..’’ ucap wanita bermata besar itu dengan datar.
.
.
Baekhyun memandang datar Kyungsoo yang mulai kehilangan kesabarannya.

‘’ikuti rencana Kyungsoo’’ ucapnya datar.
.
.
Nona agung mereka hanya diam dengan mata terpejam, sesaat setelahnya kedua mata indah nan menghanyutkan itu terbuka.

‘’akan ada buah dari kesabaranmu Kyungsoo… lakukan tugasmu dengan baik, dan kau akan senang setelahnya. Begitupun denganmu Baekhyun’’
.
.
Senyum lebar terbit di wajah Kyungsoo dan anggukan patuh dari Baekhyun.

‘’terima kasih nona agung… ‘’ ucap mereka sebelum menghilang seketika.
.
.
Meninggalkan luhan yang memandang datar ke arah langit langit.
.
.
Lehernya yang terjulur begitu mengundang gairah pria muda yang menempel di belakangnya.
.
.
Dengan begitu beringas ia pun menundukkan tubuh dan mengecupi leher sang nona agung yang tetap tak bergeming atas perilakunya.
.
.
Mata pria muda itu sudah menggelap, terlena akan bau harum yang keluar dari tubuh sang nona agung.
.
.
Geraman atas gairahnya yang tinggi semakin membuat wajahnya memerah.
.
.
Dibalik pergerakannya yang terhalang oleh ular ular yang melilit membuat pria muda itu tak menyerah.

‘’nona agungku..’’ desahnya diantara kecupan basah.
.
.
Kilatan di antara kedua matanya yang tajam menembus keremangan kastil yang penuh dengan kabut tipis yang terlindung disekitarnya, senyum misteriusnya terbentuk.
.
.
Ia sudah lama tidak bermain, mungkin malam ini ia akan kembali melakukannya sebelum melampiaskan dengan mangsa besarnya sebentar lagi.
.
.
Tangan kirinya terayun dengan satu jentikan jari, ular yang melilit pergelangan tangan pria muda itu mengendur dan pergi.
.
.
Pria itu terkejut dan memandang sang nona agung yang telah terduduk tegak di hadapannya.
.
.
Dengan senyum kecil dan pandangan yang membuatnya tersesat.
.
.
Kedua matanya semakin menggelap dengan bulir-bulir keringan jatuh di dahinya, gairahnya terpecut meninggi.

‘’oh nona agungku..’’ ucapnya sebelum meraih sang nona agung keatas pangkuannya.
.
.
Rambut putih panjangnya terayun dengan pandangan diantara cerulean ruby nya yang begitu menyesatkan pandangan sang lawan bicara.
.
.
Pria muda itu mendesah memohon dengan suara dan geraman gairahnya.
.
.
Dagunya terus terangkat maju untuk meraih wajah rupawan sang nona agung (dewi kematiannya) yang masih tersenyum kecil dengan begitu misteriusnya.

‘’kau menginginkanku kris ???’’ ucapnya rendah kembali memecut gairah sang lawan jenis.

‘’ya… ya… ya… nona agungku… berikan tubuhmu… aku mohon…’’ ucap pria muda bernama kris itu dengan penuh permohonan.

‘’baiklah.. inilah kado untukku..’’ ucapnya sebelum mencondongkan kepalanya kebawah dan merapatkan tubuhnya secara sensual.
.
.
.
.
.
Ciuman mereka begitu dalam dan intens, rabaan tangan besar nan kasar dari kris secara perlahan berotasi di seluruh tubuh sang nona agung.
.
.
Meremas dan merapatkan kembali untuk memberi tau jika ia sudah siap dan panas dibawah sana.
.
.
Desisan ular yang melilit kakinya semakin nyaring seiring dengan semakin panasnya kegiatan mereka.
.
.
Luhan memejamkan matanya saat kepala pria muda itu tenggelam di dadanya.
.
.
Sebelum kedua mata tajamnya terbuka secara tiba-tiba dan berkilat kemerahan.

Roter Faden [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang