»» Roter Faden ««
.
.
.
.
.Yang Sehun rasakan adalah tubuhnya terseret dengan cepat.
Kepalanya pening, cahaya disekiling tubuhnya masih memancar dengan menyilaukan sebelum memudang dengan pelan.
Tubuhnya terhuyug kedepan. Kornea matanya yang tertutup rapat terbuka, ini sebuah ilusi.
Menyesuaikan dengan penerangan di sekitarnya matanya mendapati Luhan berdiri memandangnya datar jauh di depannya.
Ia melihat sekeliling.
Sebuah balkon ruang tengah yang berada di lantai 2, ia mengenali ini.Ini adalah mansionnya sendiri, dengan sedikit perbedaan yang tak berarti namun mampu ia kenali dengan begitu baik.
Tengkuknya meremang, hatinya berdebar tak karuan setelah mendapati dua orang yang sedang berdiri memandang kebawah.
Riuh keramaian mengalihkan atensinya, matanya membola mendapati bahwa ilusi ini menampilkan sebuah acara besar.
Namun yang menjadi pusat perhatiannya adalah ia mendapati ilusi tentang dirinya yang sedang berdiri berbincang dengan beberapa orang.
Dan merangkul seorang wanita secara posesif. Tubuhnya terhuyug.
Itu adalah Aisha.**
‘’nona Luhan…’’Wanita bangsawan itu hanya tersenyum, tak menanggapi pelayan kepercayaannya yang memandangnya sendu, begitu miris.
Ia hanya memandang bagaimana suaminya begitu bahagia dibawah sana, dengan seorang wanita cantik direngkuhannya.
Ia tetap tersenyum.
Senyum seorang istri yang iklas menerima madu suaminya sendiri.‘’kebahagiaan seorang istri terletak di bawah kebahagiaan sang suami’’
Gumaman pelan itu terlontar begitu ringan.Namun begitu tajam menyakitkan, pelayan pribadinya tau, sang nona begitu sulit untuk mengungkapkan seberapa sakit yang hatinya rasakan.
Luhan masih saja tersenyum dibalik tangan kecilnya yang mengelus perutnya ratanya perlahan, sesuatu yang ia rencanakan untuk sebuah kado special di bulan ini, berubah menjadi penguat ia untuk menerima takdir yang mengharuskan ia berbagi kasih sang suami.
**kedua mata Oh Sehun memanas, gambaran ilusi itu membuat hatinya bergetar, sesuatu dalam dirinya memberontak meronta untuk lepas dari kesakitan yang ada.
Kenyataannya.
Ia telah melukai istrinya.‘’akh… ! akh … !’’
Dadanya begitu sesak, tubuhnya bergetar sebelum rotasi waktu menyeretnya kembali. Kepalanya pening, kedua matanya sempat terpejam sesaat sebelum terbuka.
Menampilkan satu ruang mansion yang sepi, dan atensinya menemukan Aisha, yang sedang berbicara dengan seseorang.
Seorang pria.
Dibalik tubuhnya yang bergetar, ia menajamkan pendengaran.**
‘’aku telah memberi ramuan di minuman yang diteguknya. Setubuhi dia. Mengakulah jika kau telah sering berhubungan badan dengannya. Yakinkan Oh Sehun bahwa anak yang dikandung wanita itu bukan anaknya. Namun anakmu’’
Pria dihadapannya hanya mengangguk patuh, dibalik tubuhnya yang bergetar hebat.
Oh Yoorim –Aisha- hanya menampilkan senyum kecil yang begitu mengerikan.
Pandangannya tak lepas dari pria tampan dihadapannya.
‘’demi kedua adikmu yang miskin itu, pertaruhkan nyawamu demi tugas yang kuberikan ini. Dan aku akan menjamin kesejahteraan yang akan kedua adikmu dapati. Hanya laksanakan tugas yang aku berikan dan tutup mulutmu sampai hari dimana kematianmu’’
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Roter Faden [END]
Fantasyia adalah dendam. ia adalah dewi kematian. ia adalah sebab akhir. ia adalah sesuatu yang tidak bisa hidup ataupun mati. ia adalah sesuatu yang membuatmu bertekuk lutut. Dan berakhir tragis 🔞⛔