MIMOSA 8

21 5 0
                                    

"Miss you mom."

Ucap Daren dengan lirih. Hidupnya sedikit berantakan namun ia tak perlu merapikannya karna itu sungguh buang-buang waktu. Daren ingin segera lulus dan akan mencari uang sendiri dan hidup tanpa adanya orangtua yang selalu membuat hidupnya semakin suram. Daren beranggapan orangtuanya tidak bertindak semacam orangtua pada umumnya. Orangtuanya bak menelantarkannya tanpa kasih sayang, hanya uang, uang, dan uang yang menemani Daren hingga saat ini.

^^^

Langkahnya terhenti ketika sudah berada di depan gerbang besar rumah Daren. Ia dipersilakan masuk oleh pak satpam yang tengah berjaga di rumah Daren.

"Silahkan masuk Nona," ucapnya santun sambil membungkukkan badannya.

"Daren.."

"Anda temannya Tuan Daren? Silahkan menekan bel di pintu utama, setelah itu akan dibuka dan bertemu dengan Tuan Daren."

Mosa mengangguk. Ia berjalan menuju pintu utama namun seketika ia teringat dengan pintu belakang menuju ruang bawah tanah. Perlahan kakinya bergerak menuju belakang rumah dan berniat masuk ke dalam ruang bawah tanah tersebut. 

Sempat terdiam karna ia tak yakin bisa masuk ke dalam ruangan gelap itu. Menghela napasnya berulang kali dan dengan tekad yang bulat, Mosa membuka pintu belakang yang kayu pintu itu sudah lapuk.

kriet..

Suara pintu membuka mengiringi Mosa dalam melihat pemandangan indah di bawah sana. Ia sedikit tercengang melihat tangga berwarna putih itu terpampang cahaya terang dibalut lampu warm white yang berasal dari bawah di setiap anak tangga. Terkesan aesthetic dan indah bagi Mosa.

Kakinya menuruni tangga itu dengan perlahan. Alangkah terkejutnya Mosa menatap setiap inci ruangan abstrak itu berubah menjadi ruangan indah dipenuhi dengan lampu warm white dan dipenuhi lukisan indah ibu-dan-anak yang terlihat berbahagia. Mosa tak menyangka ruangan abstrak, aneh, itu berubah indah. Mosa duduk di kasur itu dan mengayunkan kakinya maju-mundur menikmati lampu-lampu hias itu dengan tenang.

"Menikmati banget ya?"

Mosa langsung menoleh ke arah sumber suara. Melihat Daren sudah berdiri di samping  kasur memakai jaket kulit berwarna hitam. Jambul, wajah datar, dan kulit yang putih bak bule yang ada di film-film itu ada di depan Mosa terkena cahaya kuning dari lampu.

Tiba-tiba Daren duduk di kasur samping Mosa. Kaki yang semula menganyun, diberhentikan semenjak laki-laki itu duduk di samping Mosa.

"Ini salah satu fungsi ruangan ini."

Mosa menoleh dan langsung didapati wajah Daren dengan tatapan yang dalam. Gadis itu menggelengkan kepalanya menandakan tidak tahu.

"Indah gak?"

"Biasa aja." jawab Mosa berbohong.

Daren terkekeh pelan mendengar jawaban itu. Membuat Mosa tercengang melihat keindahan wajah Daren di lain keindahaan ruangan ini.

"You lie."

"Nope."

Mosa memutar bola matanya.

"Ayo belajar." ajak Mosa membuat Daren berdiri dan mematikan semua lampu.

Alhasil ruangan gelap gulita dan Daren entah dimana bak ditelan bumi.

"What do you mean?" ucap Mosa dengan suara yang sedikit bergetar.

Lama menunggu lampu itu hidup, Daren tak kunjung kembali. Mosa menghembuskan napas yang gusar. Dan memilih tetap duduk di kasur itu. Terlalu pasrah dengan perlakuan Daren yang tiba-tiba dan aneh itu.

that's A Incredible LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang