MIMOSA 13

20 5 0
                                    


------------

"Halo, namaku Ayra."

"Mungkin jika kamu mengira aku adalah gadis sempurna karena cantik jelita, pintar, kaya raya, dan dekat dengannya. Deskripsi itu tidak salah. Tapi apa yang kalian bayangkan itu, adalah bayangan yang salah dan bodoh."

"Aku bukan...hahaha, tentu saja aku bukan gadis dengan kehidupan yang manis."

"Kurasa aku sudah gila. Hahaha, kenapa hantu tampan itu memanggilku si manis? Sudah-sudah. Dia iri padaku. Aku manusia dan dia hanyalah.. hantu."

DRRTT....DRRTTT!

Mosa membuyarkan kefokusannnya membaca novel. Ia menoleh menatap ponselnya yang menyala menampilkan notifikasi dari seorang pria.

Pria bejat : Kemana? Kenapa tidak pulang? Oh ayolah. Saya capek pura-pura khawatir sana sini mencari kamu. Mungkin kali ini kamu bisa lari dari saya, tidak untuk next time. -Your Daddy.

Mosa termenung sebentar. Lalu dengan hati yang membara ia membanting ponselnya ke lantai begitu saja.

"Kenapa tidak mati saja?" gumam Mosa memejamkan matanya mulai panik.

⛵⛵⛵

"Hei, ayo lempar bolanya!" teriak seseorang dari lapangan outdoor.

Mosa menatap sekilas bola yang keluar dari lapangan itu, dan terdiam sejenak. Alih-alih mengambil, ia malah membuang bola itu. Dan berjalan kembali seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Pemain sepak bola yang menatap gadis itu seketika geram.

"Sialan." Umpatnya berkacak pinggang.

"Siapa dia?"

"Mimosa."

Laki-laki itu terdiam ketika mendengar jawaban dari temannya. Mimosa? Nama yang tidak asing. Laki-laki itu keluar dari lapangan dan mengejar Mosa.

Saat jaraknya dekat, laki-laki itu langsung menyambar tangan Mosa sehingga ia berhenti melangkah.

"Kurang ajar lo," ucapnya dengan emosi.

Mosa menatap laki-laki itu tidak suka. Dan langsung menampik tangannya dengan kasar.

"Gue suruh lempar bola ke gue kenapa malah dibuang?" tanyanya.

Mosa tetap diam saja. Ia melirik name tag laki-laki itu. ' Bagaskara'

"Jawab bego!"

Mosa sedikit tersentak mendapat teriakan itu. Ia menggeleng pelan sebagai jawaban. Tapi laki-laki itu malah mengernyit tidak mengerti.

"Maksud lo apaan? Gue gak tahu! Lo gak bisa ngomong apa gimana? Hah?!"

"Bagas," panggil Gava yang datang tiba-tiba.

"Lo kenapa gak nglanjutin main? Temen-temen lo udah nungguin di lapangan." tanya Gava.

Laki-laki bernama Bagas itu sedikit mencair setelah melihat sahabatnya datang.

that's A Incredible LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang