Halooo, hai. Astaga sudah tidur berapa lama aku :")Maaf bangeeet udah kaya ga ada kabar aja nih :( Sebelum lanjutin, aku ucapin banyak terimakasih karna udah mau baca cerita absurd yg jarang banget uplod nya huee😭
Semoga kalian ga bosen dan tetep suka sama cerita akuu, yeay!
Selamat membaca💛
______________________________________
"Lepasin tangan aku!" teriak Mosa.
Ia diseret dengan kasar dan dihempaskan begitu sampai parkiran oleh Daren.
"Kenapa nendang gue?" tanya Daren.
Mosa diam saja.
Daren mencengkeram kedua bahu gadis itu. Ia kesal karena Mosa selalu diam saja jika diberi pertanyaan.
"Gue tanya, kenapa?"
Gadis itu memejamkan matanya sekilas lalu membukanya. Ia melepaskan tangan Daren di bahunya.
"Lo pikir sendiri." jawab Mosa segera masuk ke mobil Daren, meninggalkan lelaki itu terdiam dengan emosi yang belum reda.
Melihat respon yang selalu tidak enak seperti itu, Daren berdecih kesal. Ia menyusul gadis itu masuk ke dalam mobilnya.
Semenjak pertama kalinya Mosa naik di motor Daren, Mosa membenci cara mengendarai laki-laki itu. Dengan terpaksa Daren harus membawa mobil ke sekolah. Walau itu terdengar berlebihan.
Mobil mereka melaju meninggalkan sekolah. Selama di perjalanan tak ada pembicaraan yang pantas untuk dilontarkan.
Gadis itu melirik Daren dengan ekor matanya. Sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu tetapi ia ragu. Yang ia lalukan hanya menggengam erat seat belt, tak tahu harus berbicara mulai darimana.
"Ngomong aja." ucap Daren membuat Mosa langsung menoleh.
Seolah laki-laki itu tahu apa yang dipikirkan Mosa. Gadis itu menghembuskan napas pelan dan berkata,
"Jangan pernah punya urusan sama Rachel."
Ditengah-tengah fokus menyetir, Daren menatap Mosa dari samping.
"Dia berbahaya." lanjut Mosa.
Baiklah, sekarang Mosa sedang membandingkan antara jiwa Daren yang psikopat mungkin (?) dan Rachel yang penuh kebencian. Menurutnya, Rachel lah yang paling berbahaya dibandingkan Daren. Dia itu iblis yang menjelma manusia. Terlihat dari sifat-sifatnya yang seperti iblis. Keras kepala, penuh kebencian, iri dengki, tentu saja tidak punya hati.
"What the hell. Lo ga takut sama gue, tapi takut sama bocah sialan itu."
"She's ain't just shit girl." bantah Mosa menatap tajam Daren.
"Gue ga peduli."
"Avoid her please." kata Mosa mulai jengah dengan lelaki di sampingnya.
"Why? She's dangerous girl, karna setiap hari lo dibully sama dia?"
Mosa menghela napas.
"Dia ga cuma pembully yang aktif but she's soo shit girl like lucifer that i've never seen. Dia sudah mencoba membunuhku berkali-kali," ucap Mosa dengan tatapan kosong.
Laki-laki itu terdiam mendengarnya, dengan ekspresi datar dan tatapan fokus pada jalanan.
"I'm not crying yet. Mati adalah keinginanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
that's A Incredible Life
Dla nastolatkówCerita ini mengandung unsur kekerasan. Sebaiknya berpikir dua kali sebelum benar-benar menyukai laki-laki kejam dan bodoh. Setidaknya berpikir dahulu sebelum benar-benar mengagumi seorang gadis pendiam, dengan sejuta luka yang dirasakannya, tidak ba...