MIMOSA 9

17 3 0
                                    

 

*Beberapa hari yang lalu.... 


Laki-laki tampan baru saja memasuki ruang minim cahaya dan duduk di kursi Bar. Menatap secara intens perempuan di sampingnya yang terlihat sangat cantik dibalut dress berwarna merah selutut yang dikenakannya.

"Hello. May i call you mine?"

"Apa itu kalimat pujian?"

"How about you?"

"Yes."

"Okay. Thank you. Rn You're mine."

"A-apa?"

---------------

Laki-laki itu menutup novelnya (sebenarnya masih ingin melanjutkan membacanya) dan mencabut earphone yang bertengger di telinganya sejak tadi. Sudah 1 jam ia duduk di taman belakang ditemani angin semilir udara yang segar sembari membaca novel romansa kesukaannya.

Bel pulang sekolah sudah terdengar beberapa menit yang lalu. Ia membolos jam terakhir menunggu detik-detik bel pulang sekolah di taman belakang. Dan bel pulang sekolah sudah berdengung sejak tadi. Sekarang ia berniat untuk pulang.

Laki-laki itu menenteng novelnya menuju koridor yang sepi. (Fyi, ia menghindari tempat-tempat -koridor- yang ramai dipenuhi anak ekskul. Karena mereka akan meneriaki dan seketika heboh melihat ketampanan laki-laki ini). Ia putuskan untuk melewati jalur yang jarang dilalui murid.

BRUK!

"Are you okay?" spontan ia menatap seseorang yang ditabrak barusan.

Wajahnya yang dingin mampu membuat yang ditabrak diam mendadak.

"Lain kali perhatikan jalannya ya, dik." ucap laki-laki itu lagi.

Ia melanjutkan berjalannya dan segera memasuki ruang kelasnya untuk mengambil tas. Terduduk sebentar dan memainkan ponselnya di kelas kosong. Hanya dia yang duduk di sana.

Ia tersenyum membaca komen-komen adik kelas dan teman seangkatan yang memuji dirinya, membuat guyonan ataupun lelucon unfaedah tapi bisa membuat dirinya tersenyum. Mumpung sekarang ia tidak sibuk, ia membalas komen-komenan tersebut di akun Instagramnya.

Perlu diketahui. Walau wajahnya sedingin musim dingin di Eropa, ia mempunyai senyuman andalan yang selalu ia tampilkan kepada banyak orang. Ia laki-laki tampan dengan sejuta keramahan dan senyuman baik hatinya dimata banyak orang pula.

Selang lama, ia menekan tombol kunci sehingga ponselnya berubah gelap dan memasukkannya di saku celananya. Menenteng tasnya dan keluar dari kelas.

Tapi langkahnya terhenti.

"Kalo lo gak nurut sama gue, lo bakal mati dengan mengenaskan."

Ia memusatkan perhatiannya ke sumber suara dan sedikit melangkah mendekati suara itu. Langkahnya terhenti ketika mendapati seorang gadis yang ditabraknya tadi masih ditempatnya, tetapi ia tidak sendirian. Melainkan bersama laki-laki tinggi yang tidak asing baginya.

"Itu yang aku dambakan sejak dulu."

"Yakin gak mau narik kata-kata lo?"

Ia hanya melihat perbincangan itu dari jauh dan tidak bereaksi apapun ketika gadis itu dilukai oleh Daren. Merasa sudah dilukai, sontak gadis itu berlari dan melewati dirinya yang berdiri di pinggir koridor. Tampaknya gadis itu tidak menyadari bahwa laki-laki itu telah memperhatikannya tak terkecuali luka di pergelangan tangan gadis itu.

that's A Incredible LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang