Kacau.
Mingyu beberapa kali menggelengkan kepalanya agar bisa fokus dengan kerjaanya saat ini. Sudah hampir satu minggu ia dan Tzuyu perang dingin tak saling bicara. Apartemen yang dulu rasanya dipenuhi aroma-aroma kebahagiaan berubah menjadi aroma api neraka yang membuat Mingyu malas pulang kerumah. Tapi bukan berarti Mingyu mencari tempat lain untuk menginap, seberat apapun hubungannya dengan Tzuyu sekarang, tetaplah memastikan kondisi Tzuyu baik-baik saja merupakan prioritas Mingyu saat ini. Entahlah Tzuyu memikirkan hal yang sama atau tidak.
"Nyonya Kim sedang ada acara di Amerika bu sekarang" Minghao nampak tengah menghubungi seseorang lewat ponselnya seraya membolak-balik halaman buku catatannya diatas meja tamu diruangan Mingyu. "A-ah? K-kim Tzuyu?" Minghao ragu-ragu menoleh kepada Mingyu yang sialnya tengah menatap kepadanya dari kejauhan sana. Tak hanya itu, pria tampan itupun bahkan bangkit dari kursi kerjanya untuk menghampiri Minghao di sofa tamu.
Mingyu menaikan sebelah alisnya dengan tatapan bertanya-tanya, namun Minghao hanya memberi isyarat bahwa ia belum bisa menjelaskan semuanya kepada Mingyu. Sadar akan maksud sahabatnya itu, Mingyupun hanya terdiam dan menggosok-gosok telapak tangannya diatas paha penuh dengan rasa penasaran yang menggebu-gebu.
"Istri lo diundang jadi tamu di acara talkhshow untuk memperingati hari perempuan internasional" ujar Minghao begitu sambungan teleponnya dengan pihak acara program berakhir, "Lo tahu kan kalau Tzuyu punya toko bunga yang sukses dipasaran? Karena nyokap lo lagi gak bisa, jadi mereka mau gaet Tzuyu buat jadi bintang tamunya"
"Terus?" tanya Mingyu
"Ya gua mau minta persetujuan Tzuyu..."
"Dia gak bakalan mau"
"Wuah, kacau kalau gini Gyu. Orangtua lo bisa-bisa minta tolong gua buat bujuk dia sampai dia mau ikut. Lo tahu kan kalau kemunculan anggota keluarga lo didepan publik itu sangat amat dinantikan dari dulu? Dan orangtua lo gak bakalan biarin orang lain merebut pemahaman itu dari keluarga ini. Paham?"
"Tapi gua lagi ribut sama dia. Gua yakin dia gak bakalan mau ikut begituan..."
"...RIBUT!?" kaget Minghao tiba-tiba, "...kalian berdua ribut pada saat detik-detik anniversary kalian yang ke satu bulan!? Wuah, bahkan belum ada satu bulan tapi sudah ada konflik dirumah tangga ini" Minghao berdecak hebat dan menatap Mingyu dengan tatapan tak menyangka, "Siapa yang mulai?" tanyanya.
"Gak tahu ah! males bahasnya!" elak Mingyu yang kembali ke meja kerjanya.
***
"Jadi lo tinggalin dia gitu aja malam itu?" tanya Minghao seraya meletakan secangkir kopinya diatas meja.
Mingyu manganggukan kepala dan menyudahi makan siangnya padahal ia belum menyentuh makanan itu sama sekali. Bahkan memesan makanan dari resto terenak sekalipun sama sekali tidak membuatnya bahagia saat ini, tapi setidaknya setelah bercerita dengan Minghao, segala keresahannya sedikit teratasi sore ini.
"Tapi sejauh ini lo cinta kan sama dia?" tanya Minghao
"Cinta? Maksudnya?"
Minghao menghela nafas panjang dan menundukan kepalanya lagi, masih agak malas untuk menjelaskan definisi 'cinta' kepada sahabatnya yang satu ini. Entahlah, ada perasaan jijik yang melanda untuk membahas hal seperti ini menurutnya. "Kayaknya percuma kalau gua jelasin definisi cinta buat lo. Mending gua jelasin ciri-ciri umumnya aja. Nih ya Gyu, kalau lo jatuh cinta... yang pertama kali lo rasakan adalah ketertarikan. Setelah itu lo merasa bahagia didekat dia, dan karena lo bahagia didekat dia.. lo jadi ingin berbuat kebaikan demi dia, bahkan lo sampai berkorban saking lo cinta sama dia. Paham?"
KAMU SEDANG MEMBACA
He's so Heartless
FanfictionIni bukan hanya kisah perjodohan biasa... Seorang wanita bertemu seorang pria dan mulai mengenal... Tapi ini jauh lebih luar biasa dimana Tzuyu harus menghadapi pria tak punya hati seperti Mingyu. Bukan karena Mingyu jahat, hanya saja ia tak tahu b...