Hari ini Mingyu harus lagi-lagi membatalkan janjinya pada Tzuyu untuk mengantar istrinya itu ke toko bunga miliknya. Alhasil iapun meminta Shuhua untuk menemani Tzuyu kesana, walaupun mereka harus membuat banyak perjanjian seperti, makan tepat waktu, tidak boleh ikut bekerja, jangan jalan terlalu jauh, dan sebagainya. Maklum, kondisi Tzuyu yang sedang isi saat ini sangat membuat Mingyu terlalu khawatir.
Dan disinilah Mingyu sekarang, diruang keluarga rumahnya yang sudah lama tak ia kunjungi. Hari ini secara mendadak sang ayah memintanya datang karena ada hal penting yang harus dibahas. Walaupun Mingyu bingung akan hal yang dimaksud sang ayah tercinta, tapi ia tetap datang kesana. Mungkin papanya itu ingin menanyakan Mingyu lebih jauh lagi mengenai rencana perusahaan saat ini.
"Mama?"
Pria berjas abu-abu tua dengan garis vertikal itu sontak bangkit dari tempat duduknya saat Nyonya Kim masuk kedalam ruangan dengan penampilannya yang terlihat berbeda dari biasanya. Tanpa riasan wajah yang beelebih dan pakaian yang lebih sederhana membuat Mingyu teringat akan sosok mamanya yang selalu menemaninya saat kecil dulu. Mingyu suka melihat mamanya yang tampil apa adanya seperti ini.
"Sudah datang semuanya?"
Kali ini Tuan Kim yang masuk kedalam rumah dengan tongkat ditangannya yang membantunya jalan. Sontak Mingyu beralih kepada pria itu untuk membantu Tuan Kim duduk di atas sofa ruangan tersebut. Setelah Tuan Kim duduk ditempatnya, barulah Mingyu dan mamanya duduk di tempat mereka masing-masing.
"Ada apa pa?" tanya Mingyu langsung.
Tuan Kim tak langsung menjawab, ia nampak memandangi putra sematawayangnya itu cukup lama dan tersenyum simpul, "Banyak yang papa dan mama ingin katakan pada kamu Nak. Mungkin sudah terlambat karena baru menjelaskannya sekarang. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali"
Sekarang barulah Mingyu tersadar bahwa ada hal lebih penting yang Papanya hendak sampaikan kepadanya ketimbang membahas urusan perusahaan. Ya, pada akhirnya pria itu menyadari pentingnya keluarga daripada segala jenis pekerjaan yang selalu merasukinya disepanjang hidupnya. "Ada juga yang mau Mingyu katakan sama papa dan mama" balas Mingyu lagi.
Pria itu menganggukan kepalanya dan tersenyum simpul, "Papa dan mama berencana untuk bercerai, dan kami mengundangmu kesini untuk meminta pendapatmu," Tuan Kim menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa dan sedikit mengeluh karena merasakan nyeri pada beberapa persendian tubuhnya faktor usia yang semakin tua, "...bagaimana ?" tanyanya.
"Gak ada anak yang menginginkan orangtuanya bercerai pa"
"Iya, papa tahu... tapi ini untuk kebahagiaan kami berdua"
"Tapi ini bukan kebahagiaan aku"
"Jadi kami harus bertahan demi melihatmu bahagia? iya?"
Mingyu terdiam sejenak, mencoba mencari jawaban yang tak menyerang balik dirinya. "Itu yang aku harapkan. Tapi jika memang tidak begitu hasilnya, ya sudah" Ia tersenyum kecut dan menoleh kepada sang mama dengan tatapan yang sangat dalam, "Bercerai bukan berarti salah satu diantara kalian akan hilang kan?" tanyanya lagi.
Pria tampan itu kini gantian menoleh kepada sang ayang tercinta yang tengah menatapnya dengan tatapan kosong. Bukan, pria itu memang paling pintar menyembunyikan makna sorot matanya. "Mungkin kalian akan bercerai, lalu menemukan kebahagian kalian masing-masing, entah bahagia dalam kekuasaan atau bahagia dalam cinta. Tapi aku minta tolong, tolong jangan melupakan tanggung jawab kalian sebagai orangtuaku dan juga kakek serta nenek dari anak-anakku nanti"
"Sejak kapan kamu peduli dengan hal seperti ini?"
"Sejak kapan aku peduli?" Mingyu tersenyum miring dan tertawa pelan mendengar perkataan papanya barusan, "Justru sejak kapan aku tidak peduli? Aku selalu ingat apa yang aku dapatkan dari kalian. Mulai dari hari membahagiakan hingga menyakitkan. Selepas dari bekas luka yang aku dapat dikaki ini, aku juga ingat bagaimana papa menemaniku keliling perusahaan dengan teknologi mobil buatan yang saat itu baru diresmikan menjadi fasilitas kantor. Papa tahu? Setiap aku melihat karyawan keliling perusahaan menggunakan mobil buatan itu, aku selalu teringat papa... walaupun mungkin papa lupa akan hal itu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's so Heartless
FanfictionIni bukan hanya kisah perjodohan biasa... Seorang wanita bertemu seorang pria dan mulai mengenal... Tapi ini jauh lebih luar biasa dimana Tzuyu harus menghadapi pria tak punya hati seperti Mingyu. Bukan karena Mingyu jahat, hanya saja ia tak tahu b...