Tzuyu berlari kecil menuruni anak tangga untuk membuka pintu rumahnya yang sudah diketuk beberapa kali oleh seseorang. Mungkin ia harus memberi tahu Mingyu bahwa mereka butuh bel rumah sekarang, karena dirumah sebesar ini sangat sulit mendengar kedatangan seseorang jika hanya mengandalkan ketukan pada pintu rumah saja. Jangankan ketukan pintu, nama mereka diteriaki hingga urat leher ketarikpun tidak akan berpengaruh apa-apa.
"Yuqi!!!!"
Kedua sahabat itu berpelukan, Yuqi langsung saja menyerahkan sebuah oleh-oleh atau hadiah yang hendak ia berikan pada Tzuyu. Yap, seperangkat alat bersih-bersih seperti pengelap kaca, kemoceng dan lain-lain. "Akhirnya lo memberikan hadiah yang lebih bermanfaat ketimbang bunga" ujar Tzuyu setengah meledek Yuqi.
"Aish, sekarang kan gua sadar kalau hadiah ini bukan cuman buat lo semata doang Chou Tzuyu... apalagi status lo udah menikah dan punya suami, pasti butuh yang beginian kan?" tanya Yuqi yang dijawab dengan anggukan kepala Tzuyu seraya keduanya berjalan kedalam rumah besar tersebut.
Pandangan mata Yuqi tak bisa lepas dari kemewahan demi kemewahan yang disajikan dirumah ini. Mulai dari foto pernikahan Mingyu dan Tzuyu, air mancur yang menyapa didepan pintu masuk, interior-interior yang Yuqi yakini dipesan khusus dan masih banyak lagi. Wanita itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya berkali-kali, "Gila, ini rumah atau istana?" tanya Yuqi seraya mengikuti langkah kaki Tzuyu menuju lift yang ada didekat ruang tamu.
"Eh? Ada lift juga disini? Lo tau gak Tzu? Bahkan dulu di gedung fakultas kampus gua aja gak ada yang namanya lift. Tapi dirumah lo? Wah... ini gila!" Sementara wanita cantik dengandress warna biru mudanya hanya tersenyum simpul seraya pintu lift tertutup dan mereka dibawa kelantai dua dimana ada sesuatu yang hendak Tzuyu katakan pada sahabatnya ini.
Pintu lift terbuka, menampilkan sosok Mingyu yang sedang bersiap-siap diruang keluarga sembari merapikan dasinya sendirian. Yuqi sontak terkejut begitu ia melihat sosok suami sahabatnya ini, maklum... Yuqi pertama dan terakhir kalinya bertemu dengan Mingyu yaitu saat resepsi pernikahan mereka saja, setelah itu tidak pernah bertemu lagi saking sibuknya seorang Kim Mingyu. Belum lagi jika mengingat kelainan perasaan yang dimiliki pria satu itu, maka makin jadilah rasa gugup yang menyelimuti gadis cantik satu itu.
"Sudah mau berangkat?" tanya Tzuyu
"Iya, sudah ditunggu Minghao dibawah" kata Mingyu tanpa menoleh ke arah Tzuyu maupun Yuqi sama sekali.
"Oh, Minghao ada dibawah? Tadi lo ketemu sama Minghao gak dibawah? Cowok tubuhnya kurus dan pake kacamata..." Tzuyu menoleh kepada Yuqi, begitupun Mingyu. Sadar bahwa sorot tatapan mata sepasang suami istri ini sedang mengarah kepadanya, makin-makinlah Yuqi merasa gugup disini. Gadis itu hanya menggelengkan kepala dan memasang senyuman sedikit dipaksa saat Mingyu menganggukan kepalanya paham atas jawaban singkatnya itu.
"Oke, aku berangkat..."
Mingyu berjalan mendekat ke arah Tzuyu dan memandang wajah istrinya itu cukup lama, biasanya kalau hanya berduaan pasti sebuah kecupan sudah mendarat dibibir mereka, tapi berhubung ada Yuqi disini, Tzuyu hanya bisa menaikan sebelah alisnya sementara Mingyu menghela nafasnya dan tersenyum simpul kepada sang istri tercinta lalu beralih pada Yuqi dan menganggukan kepalanya kecil sebagai tanda bahwa ia pamit pergi dahulu.
"Hati-hati" Yuqi membungkukan tubuhnya seraya Mingyu berjalan menuruni anak tangga dan meninggalkan dua wanita itu dilantai dua. "Untuk apa kalian buat lift dirumah ini kalau ternyata ada tangga disini?" tanya Yuqi seperti sedikit bergumam namun bisa didengar jelas oleh Tzuyu. "Soalnya kalau lewat tangga, turunnya didekat pintu belakang rumah, dan lebih dekat ke parkiran" ujar Tzuyu memperjelas.
"Ya ya ya, gua gak paham perihal rumah orang kaya" gumam Yuqi seraya mengikuti langkah kaki Tzuyu untuk memasuki suatu ruangan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
He's so Heartless
FanfictionIni bukan hanya kisah perjodohan biasa... Seorang wanita bertemu seorang pria dan mulai mengenal... Tapi ini jauh lebih luar biasa dimana Tzuyu harus menghadapi pria tak punya hati seperti Mingyu. Bukan karena Mingyu jahat, hanya saja ia tak tahu b...