"Besok sidang perceraian papa dan mama"
Mingyu yang sedang menikmati makan malamnya langsung menganggukan kepala, mengiyakan ucapan Tzuyu padanya. Ya, tanpa terasa tiap-tiap proses perceraian kedua orangtua Mingyu telah dilakukan. Semua orang, termasuk awak media sudah mengetahui berita tersebut dan kini berita perceraian tersebut tengah menjadi buah bibir dikalangan seluruh masyarakat.
Tak ada hal lain yang bisa Mingyu lakukan saat ini selain berdoa. Bukan lagi berdoa agar dua orang tersayangnya itu membatalkan niat dan tujuan mereka, tapi berdoa demi kebahagiaan papa dan mamanya setelah berpisah nanti. Masalah hubungan mamanya dengan tuan Lee, Mingyu tak mau ambil pusing soal itu, karena baginya yang terpenting saat ini adalah kebahagiaan wanita dihadapannya beserta calon anaknya yang sedang didalam kandungan wanita tersebut.
"Jadi, besok kita datang kesana?" tanya Tzuyu lagi.
"Gak usah, aku mau kerja kayak biasa aja" jawab Mingyu.
"Tapi kan besok hari libur?"
"Iya sih, tapi aku ada urusan buat laporan hasil kegiatan kemarin. Sebentar doang kok, habis itu pulang. Kalau kamu? Kamu mau kemana?"
"Kemana ya? Intinya sih pagi-paginya mau ke dokter kandungan--"
"Jangan! Aku gak bisa nemenin kamu besok..." potong Mingyu
"Yaudah deh, ke dokternya lusa aja. Kalau gitu aku ke rumah mama ya?"
"Kalau itu baru boleh. Nanti aku nyusul kesana. Lagipula aku udah lama gak ketemu sama mama dan papa"
Tzuyu tersenyum malu dan memasukan satu potongan sayur kedalam mulutnya menggunakan sumpit ditangannya, "Jadi malu kalau denger kamu manggil mama sama papa aku pake sebutan 'mama papa' hehehe" kekeh ibu hamil tersebut yang dibalas Mingyu dengan senyuman simpul dan meletakan satu potong daging kedalam mangkuk sup sang istri tercinta.
"Kenapa malu? Memangnya kamu mau aku panggil mereka pake sebutan 'om tante' terus?"
"Ya, enggak juga sih"
"Nah makanya..." Mingyu memasukan satu suapan besar nasi kedalam mulutnya dan mengunyahnya dengan cepat sebelum akhirnya menyuapkan satu suapan besar lagi kedalam mulutnya. Tzuyu juga melihat kalau Mingyu sesekali menyendokkan sambal buatannya kedalam sup daging yang ia buat.
"Suka sama sambalnya?" tanya Tzuyu
"Suka, sesuai sama selera aku" jawab Mingyu
"Wah, gak sia-sia aku teleponan sama mamanya Minghao sampai malam"
Mingyu mengerutkan keningnya bingung dan pandangannya beralih dari wajah cantik Tzuyu kepada semangkuk kecil berisi sambal yang ada didekatnya. Ia mengangkat mangkuk kecil tersebut dan mencium aroma sambalnya dengan hati-hati, "Kamu tahu kalau aku suka sama sambal buatan mamanya Minghao?"
"Gak sengaja tahu sih lebih tepatnya," Tzuyu tersenyum lembut, "...habisnya kamu tuh susah banget disuruh makan, jadinya aku puter otak supaya kamu mau makan!" dumel Tzuyu dengan bibir yang dikerucutkan dan itu terlihat sangat menggemaskan dimata Mingyu.
Cukup lama mereka saling berdiam, sampai akhirnya Mingyu meneguk minumannya sampai habis dan bersandar pada kursi makannya dengan senyuman puas. "Wah, satu hal baru bertambah lagi yang sukses membuat Kim Mingyu semakin bersyukur punya istri seperti Tzuyu" ujar pria itu yang sukses membuat wanita bernama Tzuyu itu tersenyum malu dan ikut meneguk minumannya.
***
Suasana di kantor hari ini terlihat sangat sepi karena hari libur nasional. Namun berhubung deadline yang mengejar, beberapa karyawan harus bekerja demi menuntaskan data demi data yang harus dilaporkan. Terlihat pula Chaeyeon baru keluar dari lift dan berjalan menuju ruangan Mingyu yang terasa sepi. Hanya ada sang pemilik ruangan didalam nan tengah berkutik dengan tugas-tugasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's so Heartless
FanfictionIni bukan hanya kisah perjodohan biasa... Seorang wanita bertemu seorang pria dan mulai mengenal... Tapi ini jauh lebih luar biasa dimana Tzuyu harus menghadapi pria tak punya hati seperti Mingyu. Bukan karena Mingyu jahat, hanya saja ia tak tahu b...