Perceraian

1.6K 140 36
                                    

"Jangan bilang gua yang ngasih tahu. Tzuyu sengaja merahasiakan ini dari semua orang supaya lo menjadi orang pertama yang tahu kalau dia hamil. Jadi, please banget akting pura-pura gak tau apa-apa didepan dia..."

Perkataan Minghao itu menjadi bekal buat Mingyu untuk memberanikan diri mendatangi Tzuyu yang berada dirumah sakit sekarang. Kaki panjangnya terus berlari kencang menelusuri lorong, sampai akhirnya ia melihat Shuhua didepan sebuah pintu ruangan sembari berbicara sesuatu dengan dokter.

Sayangnya setelah Mingyu tiba, sang dokter sudah berpamitan dan menghilang entah kemana. Shuhua yang menyadari kedatangan Mingyupun langsung membungkukan tubuhnya dan bersiap menjelaskan semua yang ia dapat dari sang dokter kepada majikannya ini.

"Kondisi Nyonya sudah baik Tuan, hanya saja dia kelelahan dan terlalu stress, makanya bisa pingsan. Karena kondisi nyonya yang sedang.... hm, sedang... nyonya sedang..."

"Minggir!" Mingyu menepikan tubuh gadis itu dengan satu tangannya, lalu masuk kedalam kamar rawat Tzuyu dimana istri tercintanya itu sedang tertidur pulas dengan infus pada tangan kirinya.

Mingyu berjalan mendekat, dan melihat tangan kanan Tzuyu yang diletakan diatas perut ratanya, seolah memastikan bahwa buah hatinya masih berada didalam sana membuat Mingyu semakin merasa hancur sehancur-hancurnya sekarang.

Pria itupun mendudukan tubuhnya diatas kursi disisi tempat tidur dan memandangi wajah sang istri dengan lekat. Entah kapan terakhir kali ia memandangi wajah Tzuyu tertidur dengan setenang ini. Intinya pria itu ingin sekali berteriak agar dunia tahu bahwa ia rindu pada Tzuyu.

***

Cahaya matahari yang menusuk masuk kedalam ruangan membuat Tzuyu perlahan membuka matanya dan melihat sekelilingnya saat ini. Bukan, ini bukan kamarnya, lalu dimana ia sekarang?

"Hiks..."

Wanita itu menoleh pada tangan kanannya yang tak terasa bebas, bukan karena jarum infus, tapi karena seseorang yang mengenggamnya selama satu malam penuh. Seketika pula ia menghela nafas lega saat menyadari bahwa orang itu adalah suaminya sendiri, Kim Mingyu.

Masih dengan baju yang sama seperti yang difoto kemarin. Tandanya Mingyu langsung datang kesini begitu dapat kabar bahwa ia pingsan dikamar. Sekalipun ia merasa sesak pada dadanya jika mengingat itu, tapi disisi lain ia lega, karena berarti ia masih berada diposisi penting baru pria itu.

"M-mingyu..." panggilnya.

Pria itu mendongkakan wajahnya. Tzuyu sedikit terkejut, namun berusaha memasang wajah tenang ketika melihat air mata yang bercucuran diwajah pria itu, ditambah lagi sebuah luka kecil pada sudut bibir Mingyu. Entah darimana luka itu berasal, tapi pasti terasa ngilu.

"Tzuyu maaf..." tangis pria itu.

"Aku terlalu sakit hati Mingyu" balas Tzuyu.

Mingyu menggelengkan kepalanya cepat, "Aku jelasin semuanya, percaya sama aku..."

"Aku baru aja bangun Mingyu. Kamu tega bahas itu semua sekarang..."

Mingyu terdiam dan memejamkan matanya, kembali terisak yang mana suara isakannya sangat mendominasi ruangan ini. Tzuyu ikut terdiam, rasa sakit hatinya masih belum sembuh. Apakah perlakuan Mingyu kemarin itu juga termasuk contoh kelainan perasaanya? Jalan bersama mantan kekasih tanpa memikirkan istrinya yang khawatir setengah mati disini.

He's so HeartlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang