"MOHAMMAD ZEVIN ADAMMMM". Teriak seorang wanita paruh baya dengan suara menggelegar setelah berhasil mendobrak pintu ruang kerja Zevin yang tidak terkunci dengan tidak elitenya.
Wanita paruhbaya yang masih terlihat cantik di usianya yang ke 60 tahun itu melangkah dengan anggun walaupun kemarahan tidak bisa ditutupi dari wajahnya karena ulah anak semata wayangnya itu.
Setelah 10 langkah ia berjalan akhirnya ia sampai di hadapan Zevin Adam yang sedang sok asik dengan laptopnya yang mati. Laki-laki itu mengabaikan keberadaan Mamanya yang sudah membuat suasana ruang kerjanya beraura negatif. Telinga dan hatinya sudah kebal menghadapi amukan Mamanya. Karena setiap hari Mamanya akan bertingkah bar-bar seperti ini. Jadi ia tidak kaget lagi.
"Kamu nggak usah pura-pura nggak tahu ya!". Sembur Mama Lily dengan nada emosi. Ia menutup Laptop Zevin dengan kasar dan menarik anaknya untuk duduk di sofa agar ia bisa berbicara empat mata.
"Ada apa Mama sayang? Pagi-pagi gini kok udah narik urat aja! Nanti kerutannya nambah loh". Ucap Zevin santai seolah tidak ada masalah. Bahkan dengan tenangnya ia mencium kedua pipi Mama Lily dan memeluk wanita yang melahirkannya itu tanpa menghiraukan tatapan murka dari Mamanya.
"Ada apa - ada apa! Harusnya Mama yang nanyain itu ke kamu!". Gerutu Mama Lily kesal sambil melepaskan secara kasar tubuh anaknya yang menempel seperti ulat keket.
"Aku baik-baik aja ma! Apa yang mau Mama tanyain!". Balas Zevin santai sambil memperbaiki posisi duduknya. Laki-laki itu mengambil kripik pisang rasa balado yang terpajang cantik di dalam toples di atas meja lalu memakannya dengan tidak elite sehingga bunyi krinyis-krinyis terdengar di telinga cantik Mama Lily.
Mama Lily tergoda dengan kripik itu, lalu menyerobot toples di tangan Zevin dan ikut memakannya.
"Semalam kamu kemana? Kenapa nggak Dateng ke cafe yang udah Mama booking? Bikin malu Mama aja, untung anak temen arisan Mama itu nggak marah sama kamu sehingga masih mau meneruskan perjodohan ini".
Gue nggak peduli. Batin Zevin, justru ia berharap itu cewek bakal marah dan nggak mau meneruskan perjodohan ini.
Zevin menggaruk tengkuknya yang kebetulan gatal. Ia berusaha mencari alasan untuk mengelabuhi Mama Lily. Peduli setan dengan dosa karena membohongi ibu kandungnya. Dosa urusan belakang, yang penting ia selamat dulu.
"Semalam aku nge-dj di klub ma!".
Mama Mama Lily menyipit berusaha mencari kejujuran di wajah anaknya. Tapi tidak ada, anaknya itu berbohong. Karena ia tahu bermain gitar atau piano aja nadanya amburadul mana mungkin anaknya bisa nge-dj.
"Mama nggak percaya, semalam Mama tanya sama si Jack katanya kamu lagi ada di apartemennya numpang tidur!".
Dalam hati, Zevin menggerutu kesal, untuk apa Mamanya bertanya lagi jika ia sudah tahu jawabannya. Lagian juga kenapa sekretarisnya itu tidak bisa diajak kerja sama. Berbohong demi kebaikan kan nggak masalah. Dosanya nggak banyak amat kok.
"JAWAB VIN!". Bentak Mama Lily tiba-tiba membuat Zevin terkejut.
"Kan udah dijawab Ma!". Ucap Zevin santai. Ia emang udah jawab pertanyaan Mamanya walaupun berbohong, jadi nggak salah kan?
Mama Lily melotot geram bersiap untuk melakukan kekerasan pada anaknya.
"Iya Ma! Iya Zevin jawab!". Ucap Zevin cepat-cepat.
"Sebenarnya aku emang sengaja nggak Dateng Ma!".
Mama Lily memutar kedua bola matanya mendengar jawaban tak berbobot dari anak semata wayangnya itu.
"Mama juga udah tau, Mama cuma mau tau alasannya apa?".
"Aku nggak suka sama si pashmina itu!".
KAMU SEDANG MEMBACA
Leginem & Mr. Zevin
RandomLeginem (20 th) sesuai namanya Leginem, ia lahir pada hari Selasa Legi 20 tahun yang lalu bertepatan dengan malam 1 syuro. Ia adalah satu-satunya pemudi yang berpendidikan tinggi di desanya yang berhasil duduk di bangku SMP sampai lulus karena tema...