19

3.1K 184 4
                                    

Hi! Tuyul kambekkkk egen. Maapkan tuyul yang ngaret update. 3 Minggu ini tuyul ada kuliah semester antara alias semester pendek yang waktunya cuma 1 bulan. Tuyul ngambil 2 mata kuliah, karena semester kemarin ada mata kuliah yang harus ditinggal karena IPS tuyul nggak mencukupi.

Jadi mohon maaf atas keterlambatannya. Karena tugas tuyul banyak banget. Dan hari ini tuyul menyempatkan untuk melanjutkan menulis part ini. Sebelumnya tuyul sudah menulis 500 kata lebih namun karena kesibukan kuliah jadinya lapak tuyul terabaikan 😫😫😫

Ok! Tak usah banyak bacot lagi, silahkan nikmati part ini. Semoga kalian suka.

Kecidottt

👇
👇
👇
👇

Zevin berangkat ke kantornya sehabis shalat subuh. Ia sengaja berangkat pagi-pagi sekali untuk menghindari Leginem. Ia tidak ingin gadis itu tidak nyaman karena kehadirannya. Sikap gadis itu semakin sore sudah cukup untuk membuatnya sadar diri agar ia tidak usah menampakkan dirinya dulu di depan gadis itu.

"Ini bos, pesanannya". Jack menyerahkan sebuah kantong plastik berisi nasi uduk dan teh hangat yang laki-laki itu beli di dekat rumahnya.

"Makasih, letakin aja di atas meja". Tunjuk Zevin ke arah meja kerjanya. Laki-laki itu yang tadi berdiri di depan jendela berjalan ke arah meja kerjanya.

"Ok bos, kalau begitu saya pamit". Pamit Jack, laki-laki setengah mentah itu terlihat datar, berbeda seperti biasanya yang selalu hiperaktif.

"Jack, tunggu dulu". Cegah Zevin.

Jack menghentikan langkah kakinya, ia menoleh ke arah Zevin. Sedangkan Zevin mengamati laki-laki setengah mentah itu dari atas sampai bawah. Ada perubahan dari diri Jack yang baru ia sadari. Ini bukan tentang implan payudara, implan pantatnya supaya bertambah semok atau hal yang berhubungan dengan wanita lainnya.

"Iya bos, ada yang bisa saya bantu lagi?". Suara Jack yang serak-serak basah berhasil memecahkan lamunan tidak penting Zevin.

"Kamu kok sekarang jadi aneh, biasanya selalu centil sama saya. Dan sekarang sikap kamu kok jadi kayak laki-laki asli". Ungkap Zevin blak-blakan. Merasa aneh dan bahagia tentu saja karena ia tidak akan terganggu lagi dengan perilaku Jack yang terkadang sangat abnormal.

"Bos pikir selama ini saya laki-laki jadian?". Jack merasa tersinggung dengan ucapan Zevin. Wajah laki-laki itu mengeras karena amarah.

"Bukan begitu". Zevin buru-buru meralat, laki-laki itu merasa bersalah. Bukan maksudnya untuk menghina Jack ataupun sebagainya. Jack sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri, jadi mau bagaimanapun sikap laki-laki itu padanya ia tidak terlalu mempermasalahkannya.

Tubuhnya menegang saat merasakan hantaman keras yang membuatnya hampir terjatuh ke lantai karena ulah Jack.

"Bos bentar lagi saya mau kawin". Pekik Jack kegirangan sambil memeluk Zevin dengan erat.

"Ka.. Kamu... Mau kawin?". Tanya Zevin dengan wajah dungunya.

"Heem". Jack menganggukkan kepalanya dengan semangat. Ia melepaskan pelukannya. Wajah Jack sangat berseri-seri.

"Laki-laki mana yang waras yang mau kawin sama kamu?". Celetuk Zevin dengan polos, masih belum percaya dengan kabar 'bahagia' yang diucapkan Jack.

"Bukan laki-laki bos, tapi perempuan. Dan kami bukan hanya sekedar kawin doang tapi akan nikah". Ralat Jack. Laki-laki itu terlihat sangat bahagia, auranya begitu positif. Zevin turut bahagia melihatnya karena ada perempuan yang berhasil membuat Jack bisa kembali ke jalan yang lurus. Walaupun begitu ia tidak mau menunjukkan rasa bahagianya, bisa-bisa nanti Jack akan ge-er dan besar kepala.

Leginem & Mr. ZevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang