Part 4 - Negosiasi

3.6K 263 0
                                    

Happy weekend guys!!
Typo bertebaran atau ada kalimat yang nggak sesuai silahkan di beritahu😊😊

And happy reading😊😊

Saat ini juragan Dahlan sedang duduk angkuh di atas kursi kayu lapuk milik Pak Jarwo. Kedua kakinya di letakkan di atas meja semetara tangan kanannya memegang cerutu. Sedangkan ke-4 anak buahnya beserta Pak Jarwo, Bu Narti dan Leginem duduk lesehan di atas lantai yang masih berupa tanah liat. Untung saja lantai itu dilapisi tikar sehingga tidak membuat pakaian mereka kotor.

Pak Jarwo dan Bu Narti hanya menunduk takut. Mereka tidak berani menatap langsung juragan Dahlan karena sang juragan tidak suka dengan hal itu. Ia menganggap orang yang menatapnya secara langsung adalah orang yang kurang ajar dan telah berani menantangnya. Bahkan anak buahnya saja tidak berani menatap juragan Dahlan dengan langsung.

Berbeda dengan Leginem, gadis itu menatap juragan Dahlan dengan sinis dan tajam yang dibalas sang empunya dengan tatapan nakal. Sejak tadi juragan Dahlan tidak berkedip melihat kecantikan Leginem secara langsung. Baru kali ini ia bertemu dengan gadis yang memiliki aura khas seperti Leginem. Gadis itu begitu berani, bahkan istri-istrinya pun sangat tunduk kepadanya.

"Langsung saja juragan, maksud dan tujuan juragan kesini apa ya?". Tanya Leginem to the point. Jujur saja, Leginem sedari tadi begitu risih dengan tatapan sang juragan yang seolah ingin menelanjanginya. Padahal ia sudah memakai pakaian yang sopan, baju kebaya yang panjang dan kain sampai mata kaki. Belum lagi selendang yang  ia gunakan untuk menutupi dadanya.

Juragan Dahlan tersenyum mesum. Gadis ini terlalu menarik dan tidak boleh di lepaskan begitu saja. Pikir juragan Dahlan.

"Saya yakin kamu sudah tahu maksud saya kemari cantik!". Ucap juragan dahlan berbasa-basi.

"Juragan mau menagih hutang kan?". Tebak Leginem dengan nada suara yang sangat tidak bersahabat. Bukannya tersinggung juragan Dahlan malah terkekeh. Baru kali ini ada orang yang berani dengannya dan itu adalah seorang gadis.

"Itu salah satunya cantik! Saya ada maksud lain!". Jawab juragan Dahlan, Lalu melirik Pak Jarwo yang masih menundukkan kepalanya.

"Ternyata anak kamu sungguh cantik, seksi, dan begitu menggoda Jarwo". Pak Jarwo dengan berani menatap mata juragan Dahlan walau hanya sekilas. Tatapan itu penuh kemarahan karena ucapan juragan Dahlan tentang anak gadisnya.

"Tidak sia-sia saya meminjamkan uang ke kamu dan kamu tidak bisa melunasinya". Lanjut laki-laki itu sambil tertawa penuh kemenangan.

"Saya akan menikahi anak kamu besok Jarwo! Terima atau tidak terima anak gadis kamu itu harus jadi istri saya!".

Pak Jarwo panik, ia berdiri dari tempat duduknya dan bersujud di kaki juragan Dahlan.

"Bapak!". Teriak Bu Narti yang kaget dengan gerak suaminya. Leginem yang melihat tindakan bapaknya pun marah tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia memilih memeluk ibunya yang di balas balik oleh perempuan paruh baya itu.

"Juragan saya berjanji akan segera melunasinya, tapi tolong jangan apa-apakan anak saya!". Mohon Pak Jarwo. Laki-laki paruh baya masih bersujud di kaki juragan Dahlan yang dilapisi oleh sepatu yang terbuat dari emas.

Juragan Dahlan menatap malas pada pak Jarwo, pak Jarwo adalah orang yang kesekian kalinya bersujud di kakinya, laki-laki itu bukan orang yang pertama, sudah ada puluhan orang yang mencium bahkan menjilati kakinya. Tapi itu tidak mengubah apapun. Semua keputusan ada di tangannya.

"Tidak bisa Jarwo! Kamu sudah melewati batas waktu yang kita janjikan. Dan harus terima konsekuensinya, serahkan rumah ini atau anak gadismu yang cantik ini menikah denganku!".

Leginem & Mr. ZevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang