Hohoho bencana akan segera dimulai😂😂
Mohon maap kalo part ini begitu singkat, Insya Allah di part yang akan datang akan aku panjangin dikit 😂😂😂
Kedatangan seorang wanita cantik berpakaian seksi dengan mobil mewahnya dan beberapa anak buah yang mengikuti dibelakangnya membuat penduduk desa Wonowono gempar.
Wanita itu terlihat begitu jijik saat kaki jenjangnya yang berlapis heels mahal harus menginjak tanah kampung yang becek karena 30 menit yang lalu baru selesai diguyur hujan.
Bisik-bisik penasaran dan tatapan memuji bercampur mencemooh turut meramaikan suasana kampung Wonowono. Para ibu-ibu sudah menjalankan aktivitas seperti biasanya di luar rumah setelah hampir sepagian mengurus pekerjaan rumah, aktivitas sehari-hari yang tidak boleh di lewatkan yaitu bergosip-gosip ria.
"Ada apa ini? Ada apa?". Seorang wanita paruhbaya dengan dandanan norak yang tak lain Bu Neneng bertanya pada salah satu ibu-ibu bertopi caping yang berada begitu dekat dengan posisi wanita kota itu.
"Ada wanita kota Bu datang dengan mobil besarnya. Tapi ya itu, dandanannya menor, pakaiannya sangat terbuka dan kayaknya sombong". Jawab Ibu-ibu bertopi caping itu.
"Itu memang gaya orang kota, kamu orang kampung nggak usah sok tahu". Ucap Bu Neneng sok tahu lalu meninggalkan ibu-ibu itu dan berjalan menghampiri orang kota itu. Ia berniat mencari muka.
"Selamat siang Nyonya, Perkenalkan saya Nyonya Neneng Markitem, saya menjabat sebagai Ibu RT disini". Beritahu Bu Neneng dengan ramahnya. Wanita tua itu tersenyum penuh kepalsuan dan terkesan-kesan dibuat. Ia mengulurkan tangannya namun di abaikan begitu saja oleh wanita tua itu.
"Saya tidak nanya". Ketus wanita itu.
Senyum Bu Neneng hilang seketika, dalam hati ia mencemooh wanita itu. Namun demi mempertahankan nama baiknya ia mencoba sabar.
"Apakah ada yang bisa saya bantu?". Tanya Bu Neneng lagi.
"Dimana rumah Dahlan?". Tanya wanita itu tanpa basa-basi. Ia mengipasi wajahnya yang sudah kepanasan dengan kedua tangannya.
"Juragan Dahlan maksud Nyonya? Saya tahu, mari saya antarkan ke rumahnya". Tawar Bu Neneng.
"Tidak perlu, tunjukkan saja arahnya". Wajah Bu Neneng menjadi datar seketika. Niatnya untuk mencari muka pada tamu dari luar kota itu gagal seketika saat mendapatkan penolakan secara kasar dari wanita itu, yang ada ia malah di permalukan kembali di depan umum. Martabatnya sebagai ibu RT langsung jatuh dan lenyap seketika.
Dengan hati yang dongkol ia memberitahu arah menuju rumah Juragan Dahlan yang tak jauh dari tempatnya berada.
"Nyonya jalan terus saja dari sini, jika menemukan persimpangan belok kiri dan disana rumah Juragan Dahlan". Jelas Bu Neneng dengan nada sedikit ketus.
Tanpa mengucapkan terimakasih lagi, wanita itu segera pergi diikuti anak buahnya dari belakang.
"Cantik-cantik tapi kurang ajar, nilai sopan santunnya minus padahal berasal dari kota". Cibir Bu Neneng setelah kepergian wanita dari kota itu. Matanya melotot saat melihat beberapa ibu-ibu menertawainya.
"Kenapa ketawa-tawa?". Tegur Bu Neneng. Para ibu-ibu itu berpura-pura tidak mendengar dan mengobrol pada sesamanya. Dalam hati mereka senang karena ada yang mempermalukan Bu Neneng, mereka sudah lama menyimpan rasa dongkol dan benci pada ibu RT itu dan melihat secara langsung Bu Neneng di hina menjadi kesenangan tersendiri bagi mereka.
***
Hawa panas, gelap, pengap sekaligus dingin bercampur menjadi satu di dalam rumah juragan Dahlan. Bau kemenyan yang baru dibakar membuat wanita kota itu tidak betah duduk berlama-lama menunggu kedatangan juragan Dahlan. Padahal ia baru 5 menit duduk di dalam ruang tamu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leginem & Mr. Zevin
RandomLeginem (20 th) sesuai namanya Leginem, ia lahir pada hari Selasa Legi 20 tahun yang lalu bertepatan dengan malam 1 syuro. Ia adalah satu-satunya pemudi yang berpendidikan tinggi di desanya yang berhasil duduk di bangku SMP sampai lulus karena tema...