16

3.6K 228 8
                                    

Hayyyy, tuyul kambekkkk egennnnnn.

Maaf ya atas keterlambatan updatennya. Beberapa hari ini tuyul sibuk ke kantor lurah ngurus persyaratan buat dapet keringanan bayar semester dari kampus yang itupun masih harus di seleksi.

Doain aja semoga tuyul menjadi salah satu orang yang beruntung dari 16.000 mahasiswa yang ada di kampus tuyul yang dapat keringanan bayar uang semester itu. Lumayan cinn bayaran tiap semester itu 3 jetiii kalo dipotong 50% aja udah bersyukur banget. Kalo di beliin cilok bisa buat traktir orang 1 kecamatan hehehe.

Betewe, thankyou buat kamu yang Udin nunggu lanjutan Leginem & Mr Zevin. Moga kagak bosan ya nunggu updatean cerita ini yang jadwalnya kagak jelassss😂😂

***

Zevin sampai rumah pukul 22.30 malam. Tubuhnya benar-benar lelah karena harus melembur demi bisa menganggur esok hari. Katakanlah jika ia atasan yang paling brengsek sedunia. Kerja hanya 1 hari lalu 6 harinya ia gunakan untuk bersenang-senang. Mungkin jika di dunia nyata, perusahaannya akan bangkrut dalam waktu 1 hari. Tapi sekali lagi ini hanyalah dunia fiksi dimana ia bisa bertindak seenaknya. Meskipun seenaknya, ia juga harus memikirkan kemajuan perusahaan. Walaupun Bekerja 1 hari, ia akan benar-benar bekerja serius selebihnya ia akan mengawasi dari jauh dengan bantuan Jack sang anak buah kesayangannya.

Tapi sesekali si Jack, sang anak buah sialannya itu tidak bisa ia andalkan dengan baik di saat ia sedang benar-benar membutuhkan, saat ia tadi 'berkangen-kangen ria' dengan Mamanya, laki-laki setengah mentah itu malah menghilang entah kemana dan tidak kembali lagi ke kantor tanpa kabar dan pesan pula.

Krik krik

Bunyi suara jangkrik di tengah kesunyian malam membuat Zevin tersadar dari lamunannya. Ia merogoh saku celananya dan mengambil sebuah kunci cadangan rumah yang selalu ia bawa. Sebelumnya Ia sudah berpesan pada Leginem jika jam 20.00 ia belum pulang ke rumah, gadis itu tidak usah menunggunya karena ia memiliki kunci cadangan rumah.

"Assalamu'alaikum". Zevin mengucapkan salam ketika membuka pintu rumahnya dan menguncinya kembali.

Hatinya tersentuh saat melihat Leginem tertidur di atas sofa ruang tamu, salah satu tangannya masih memegang kertas yang berisi sketsa pakaian yang hampir selesai gambarannya.

"Nem". Zevin menepuk wajah gadis itu pelan. Ia tidak ingin membuat Leginem kaget.

"Inem, yuk pindah ke kamar". Zevin tergelitik mendengar ucapannya sendiri. Seolah-olah ia dan Leginem sudah tinggal satu kamar saja.

"Inem". Gadis itu hanya menggumam tidak jelas karena tidurnya terganggu dan berganti posisi membelakangi Zevin.

Zevin menelan ludahnya melihat rok Leginem yang tersingkap dan menampilkan paha mulusnya. Berulangkali ia beristighfar namun setan di otaknya malah menjerumuskannya. Matanya terus tertuju ke arah paha putih dan montok itu, begitu segar dan sangat pas untuk menjep....

Astaghfirullah. Zevin segera pergi ke kamar mandi dan mencuci muka untuk menjernihkan otaknya.

Ia kembali mendekati Leginem dan mengangkat tubuh gadis itu yang terasa ringan baginya ke kamar Leginem. Gadis itu menggeliat mencari posisi ternyaman di dada Zevin yang bidang.

"Sialll, gadis ini benar-benar menguji imanku". Umpat Zevin dalam hati. Ia bergegas membawa Leginem ke kamarnya dan membaringkan tubuh gadis itu secara perlahan.

***

Suara adzan subuh dan ayam berkokok saling bersahutan membuat Leginem terbangun dari tidur ternyenyaknya. Ia merasa hangat dan nyaman entah karena apa, biasanya selimut yang ia pakai tidak mampu untuk menghangatkan tubuhnya di ruangan ber AC ini. Tapi untuk kali ini ia merasakan sensasi yang berbeda, meskipun nafasnya sedikit sesak seperti ada yang menimpa tubuhnya.

Leginem & Mr. ZevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang