15

3.8K 236 7
                                    

Tolong beritahu tuyul jika Ada typo atau ada beberapa kalimat yang kurang pas atau kurang lengkap di baca oleh kalian.

Akhir-akhir ini tuyul kurang fokus dan tuyul menyadari kekurangan tuyul.

Terimakasih buat kalian yang sudah membaca Leginem & Mr. Zevin sampai part ini😘😘😘 Mohon maaf untuk segala kekurangannya karena mungkin jalan cerita yang tuyul buat ini terlalu pasaran/tidak jelas/tidak nyambung atau sebagainya karena keseharian tuyul juga tidak jelas semenjak di rumah aja😂😂

***

Pagi-pagi sekali Leginem sudah memulai aktivitasnya sebagai asisten rumah tangga di rumah Zevin. Ini adalah hari pertamanya bekerja setelah kemarin ia beristirahat seharian penuh tanpa melakukan aktivitas berat sedikitpun, kecuali makan, minum dan membaca beberapa buku di perpustakaan.

Ia berjalan ke arah dapur dan berniat untuk membuatkan Zevin sarapan sebelum laki-laki itu berangkat ke kantor. Untung saja kemarin ia sempat berbelanja beberapa bahan makanan di supermarket bersama Zevin, jadi ia tinggal memasaknya saja.

Tangannya dengan cekatan mengolah daging sapi dan beberapa sayuran yang dicampur menjadi omelette. Bekerja hampir 3 Minggu di tempat Nyonya Arsy membuat ia menjadi lebih bervariasi dalam memasak menu makanan. Belum lagi ia sering menonton video tutorial cara memasak berbagai makanan di YouTube. Sehingga ilmu memasaknya bertambah dengan baik, dan rasanya juga 95% tidak pernah meleset bahkan terkesan enak.

Sewaktu di kampung dulu, Leginem hanya terbiasa makan ubi godog (rebus) dengan lauk ikan asin, atau daun ubi rebus dengan sambal terasi. Karena hanya makanan itu saja yang mudah dijangkau oleh keluarganya, walaupun begitu, tapi tetap saja makanan sederhana itu sudah terasa nikmat. Semenjak hijrah ke kota ia tidak lagi menemui makanan itu, padahal ia sudah begitu kangen.

"Nem, saya berangkat dulu ya ke kantor". Leginem tersentak kaget mendengar suara Zevin, hampir saja ia menggoreng tangannya sendiri ke dalam kuali yang berisi minyak yang panas.

Ia melihat Zevin yang sudah rapi dengan stelan kantornya. Laki-laki tua itu entah kenapa terlihat berkali-kali lipat sangat tampan dimata Leginem, menggunakan kemeja biru donger, celana hitam dan jas yang senada membuat aura kepemimpinannya terlihat begitu jelas.

"Ehem". Zevin berdehem saat tidak mendapatkan respon dari Leginem. Mata gadis itu terlihat begitu fokus mengamati penampilan Zevin.

"Nem". Panggil Zevin dengan suara beratnya.

"Eh iya tuan". Leginem menundukkan kepalanya malu karena ketahuan mengamati Zevin.

"Kenapa pagi-pagi sekali tuan? tuan juga belum sarapan". Tanya Leginem. Gadis itu menoleh ke berbagai arah, merasa canggung dan salah tingkah.

Dalam hati Zevin tertawa melihat tingkah Leginem, yang dulunya bak seperti macan betina yang garang sekarang malah seperti kucing yang malu-malu saat berada di dekatnya.

"Ada pekerjaan yang harus saya selesaikan, masalah sarapan bisa saya beli nanti". Ucap Zevin santai. Lagipula ia sudah terbiasa membeli sarapan setiap hari.

"Nggak usah beli tuan, kebetulan makanannya sudah matang. Biar makanannya saya letakin ke dalam kotak bekal dan bisa tuan makan di kantor". Cegah Leginem buru-buru saat Zevin akan melangkah pergi.

Zevin mengurungkan niatnya dan mengamati Leginem yang terampil memasukkan beberapa menu makanan ke dalam kotak makanan. Gadis itu begitu cekatan sekali, tak salah jika Zevin menganggap Leginem adalah calon istri yang potensial. Karena tujuh istrinya terdahulu tak ada yang seperti Leginem, boro-boro untuk memasak makanan untuknya, menyiapkan pakaiannya untuk pergi ke kantor saja tidak pernah. Yang ada mereka hanya meminta uang uang uang dan uang untuk belanja di butik ataupun Mall.

Leginem & Mr. ZevinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang