Prolog

13.3K 911 53
                                    

Sabtu pagi Chan terduduk di sofa ruang tamu, pandangannya fokus pada TV besar di depan sana yang tengah menayangkan sebuah berita perusahaan yang 'katanya' tengah naik daun.


Cemilan kecil masuk kedalam mulutnya, lalu tak lama kemudian keluar suara kekehan disela kunyahan pria duapuluh tujuh tahun tersebut.

Fotonya terpampang jelas di layar televisi. Yap, kantor perusahaan milik Chan tengah naik daun saat ini. Perusahaan yang sudah lama dia bangun dengan jerih payahnya, banyak sekali kisah didalam sana.

Sudah tampan, baik, dan tajir pula. Siapa yang bisa mengalahkan pesona seorang Bang Chan?

"Daddy."

Suara imut yang keluar dari mulut seorang anak kecil dibelakang sana. Chan segera menoleh, tersenyum melihat putra kecilnya yang memasang wajah sedih sembari memegangi pipi gembil kanannya yang bengkak. Chan membawa tubuh kecil Hyunjin keatas pangkuannya.

"Daddy kembali muncul di TV?"

Chan mengangguk, "Ya, dad ada di TV." Hyunjin mendengus, "Daddy begitu terkenal."

"Tidak. Bagaimana dengan gigimu?"

"Sakit dad! Sungguh.." Hyunjin memeluk tubuh ayahnya. Menyembunyikan wajah karena dia ingin menangis sekarang juga, gigi kecilnya yang bergoyang seolah berdenyut ingin meledak. Ah, dia tidak suka.

"Ayo kita berangkat sekarang." Chan bangkit dari duduknya dengan Hyunjin yang berada dalam gendongannya.

Mereka berjalan ke kamar Hyunjin, kepalanya agak ia tunjukkan di pintu. "Bibi Ji, aku akan berangkat sekarang. Jangan menunggu ku, jika sudah waktunya pulang pulang lah."

Jihan, babysitter Hyunjin sekaligus pembantu dirumah ini, yang tengah membereskan kamar Hyunjin menoleh ke arah pintu kemudian menggangguk, "Baik tuan."

___

"Jangan tertidur, Hyunjin."

"Uhh?"

Hyunjin yang sudah setengah tertidur di kursi penumpang mendadak terbangun dengan ekspresi polos tercipta di wajahnya.

Chan melirik ke samping melihat Hyunjin yang kini kembali memegangi pipi kanan nya, Chan menghela nafas pelan.

Kasian Hyunjin nya, anak itu tengah sakit gigi sekarang. Chan memutuskan untuk membawanya ke dokter gigi karna tak tahan mendengar Hyunjin menangis merengek karna kesakitan.

Isakan tangis kembali terdengar, Chan mengulurkan tangannya dan mengelus kepala anak malang itu.

"Sudah ku bilang untuk jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan manis."

"Hiks.. Mereka manis dan aku menyukainya. D - dad, apa dokter gigi akan mencabut gigiku dengan sekali tarik?"

Chan tertawa, "Kenapa ketawa, dad?! Jawab aku!"

Chan kembali fokus pada acara menyetir nya, "Kau sangat lucu, mereka tidak akan mencabut gigimu dengan sekali tarik, honey. Tentunya akan ada proses."

"Hyunjin tidak mengerti."

"Cukup lakukan apa yang dokter katakan, jangan nakal, ya?"

Hyunjin mengangguk.

"Sesudah dari rumah sakit kita akan membeli mainan untukmu."

ChanJin, Dulce Sacrificio.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang