12

4.8K 576 40
                                    

"Sepintas hati ingin memiliki, layaknya layangan bila kau jatuh maka akan ada orang yang mengambilnya."

_
_

"Hyunjin, Woojin bilang kau sudah jauh lebih baik?" Ujar Chan sambil matanya fokus pada laptopnya, Hyunjin berada di sampingnya. Terduduk dengan kaki selonjoran di kasur kamar Chan, tangannya fokus memainkan ponsel milik Chan. "Hu'um!" Jawab Hyunjin singkat.

"Awal yang baik, tetaplah seperti itu." Gumam Chan.

Malam ini, Hyunjin kembali berada di kamarnya. Entah apa yang diinginkan anaknya, tapi Hyunjin sangat tidak bisa lepas darinya.

Hyunjin menyimpan ponsel ayahnya ke samping, lalu meletakan kepalanya di bahu kiri Chan, melihat ke layar laptop memperhatikan pekerjaan apa yang tengah di lakukan ayahnya.

"Kau sibuk ya, dad?" Gumam Hyunjin pelan, Chan mengangguk seketika. "Aku selalu sibuk, ada apa? Ada yang kau butuhkan?"

Hyunjin melipat tangannya di depan dada, "Kurasa tidak, hanya bosan saja berada di rumah terus."

"Mau berkunjung ke kantor? Besok jadwal ku tidak akan terlalu padat."

"Boleh boleh, tapi, Kak Woojin tidak akan datang?"

"Tidak, dia menjadwal kapan ia harus datang. Senin, Rabu, dan Sabtu tapi karna kau bilang sudah membaik, mungkin dia hanya akan datang satu kali dalam seminggu." Ujar Chan panjang lebar. "Aku datang ke kantor siang saja."

"Mengapa kau ingin berkunjung ke kantor?" Tanya Chan seketika, dirinya menoleh menatap Hyunjin. "Maksudku, seperti akan ada apa di kantor sehingga kau ingin mengunjungi nya."

"Aku bosan dirumah dan sudah lama aku tidak kesana, rasanya diam duduk dan memperhatikan kau bekerja itu lebih baik." Kata Hyunjin.

"Baiklah, waktunya tidur. Sana pindah ke kamar mu."

Hyunjin menggeleng pelan, "Males berjalan." Ucapnya, Chan tertawa begitu melihat cengiran lucu di wajah anaknya. "Dasar, ya sudah tidur saja disini."

"Dad, apa aku boleh memelukmu?"

Chan menutup serta menyimpan kembali laptop nya ke atas meja kerjannya, ia berjalan serta merebahkan dirinya di atas kasur, tangannya ia rentangkan, "Kemarilah."

Dengan ragu-ragu Hyunjin memeluk tubuh ayahnya, mendekap nya erat dan menempelkan pipinya di dada bidang Chan, "Hum... Nyaman nya." Chan terkekeh pelan mendengar penuturan Hyunjin. Ia menarik selimut dan menutupi tubuh dirinya dan tubuh Hyunjin.

"Aku tidak mau melepasnya sampai pagi nanti."

"Maka jangan lepaskan." Ujar Chan, melihat Hyunjin yang menggunakan lengannya sebagai bantal dan melihat bagaimana anak itu tengah mencari posisi nyaman dalam dekapannya, itu sangat lucu.

"You're like a kitten." Gumam Chan pelan dibalas anggukan pelan dari Hyunjin, tubuh Chan sangat hangat dan Hyunjin suka akan itu.

"Selamat malam, dad!"

"Goodnight, kitten." Ujar Chan dan mematikan lampu kamar, dalam hati dirinya berdo'a semoga saja Hyunjin tidak mendengar detak jantungnya yang berdetak tidak stabil.

__

Hyunjin terduduk menung di sofa ruangan kantor ayah nya, ternyata kantor dan rumah sama saja, membosankan.

ChanJin, Dulce Sacrificio.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang