19

4.3K 466 19
                                    

"Kamu cantik setiap saat, kamu tampan dalam waktu bersamaan. Hanya satu kata, indah."

_
_

Chan melipat kedua tangannya dimeja, menghela nafas sejenak kemudian menarik rambutnya pelan ke belakang. Hari ini sangat melelahkan, klien barunya baru pergi beberapa saat yang lalu, dengan sedikit ekspresi kesal yang Chan liat.

Chan hanya berusaha bersikap baik dan berbicara lembut untuk tidak berkata kasar atau semena-mena padanya, entah disini dia atau pria tadi yang benar. Namun bagaimana pun, ini semua demi kehormatan perusahaan.

Pintu ruangan diketuk dari luar, Chan berseru menyuruh masuk. Dan dilihatnya Lino yang tengah membuka pintu, membungkukan tubuhnya kemudian mendekati mejanya dengan tersenyum.

"Saatnya makan siang, tuan." Ujarnya lembut.

"Sudah tengah hari ternyata?" Tanya Chan. Ia melihat jam tangan rolex nya kemudian meregangkan tubuhnya dan bersandar pada kursi hitamnya yang nyaman.

Waktu berjalan begitu cepat, padahal ia hanya mengurusi tiga orang saja sejak pagi. "Mau makan siang dimana, tuan?"

"Dimana saja, aku lapar. Oh ya, apa jadwal ku selanjutnya?"

Lino berpikir sejenak, "Kau free sampai pukul dua siang, setelahnya kau akan menandatangani beberapa berkas."

Chan mengangguk, walaupun beberapa tapi ia tau sebanyak apa berkas yang akan ia selesaikan nanti, "Apa ada restoran cepat saji disini?"

"Tentu ada, tuan. Sepuluh menit, maka kita akan sampai."

"Ya, kupikir aku ingin makan sesuatu. Bawa aku kesana,"

Akhirnya Chan beranjak kemudian berjalan mendahului Lino. Hari ini tidak ada videocall dengan Hyunjin, anak itu bilang kalau hari ini dia akan sibuk. Membersihkan rumah, mencuci pakaian, berbelanja, dan sejenisnya. Ya apa boleh buat, Chan harus maklum, walaupun dia sangat ingin mendengar suara Hyunjin.

__

Lalu disinilah Hyunjin, dengan lelah membersihkan rumah. Pakaian sudah di cuci dan di jemur, ingatkan dia untuk mengangkat jemuran nanti jika ia lupa.

Mengepel rumah besar tidaklah mudah, terkadang ia akan mengumpat kala mengingat ruangan mana yang belum ia bersihkan. Hyunjin menyalahkan Chan untuk semuanya, kenapa harus punya rumah besar-besar jika hanya ditinggali berdua saja? Tetapi kemudian pipinya memanas kala berpikir mungkin saja nanti rumahnya akan menghangat oleh suara anak-anak. Iya, anak Hyunjin dan Chan. Ah Hyunjin terlalu berpikir kejauhan.

"HEI KKAMI JANGAN DI INJAK!" Hyunjin berteriak kala anjing kecilnya berjalan tanpa dosa disudut tembok, melenggak anggun menuju bawah meja kecil yang di atasnya adalah sebuah telepon rumah, Kkami terduduk diam disana. Menggaruk lehernya menggunakan kaki karna gatal, sementara Hyunjin menatap nanar Kkami. Anjing siapa itu?!

Akhirnya ia melanjutkan saja tugas mengepel nya ketika melihat ternyata tidak ada bercak jejak kaki disana, ia dengan susah payah membersihkan ruangan terakhir, ruang tengah yang begitu luas.

Sesaat ia merasa bangga sudah mengepel seisi rumah dengan wangi, lantai atas, setiap kamar dan ruangan. Dibersihkan sendiri olehnya.

ChanJin, Dulce Sacrificio.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang